Skripsi Pengaruh Implementasi Program Percepatan Belajar (Akselerasi) Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMAN X

(Kode PEND-AIS-0011) : Skripsi Pengaruh Implementasi Program Percepatan Belajar (Akselerasi) Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMA Negeri X

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perubahan zaman serta perkembangan ilmu dan teknologi menurut penekanan pada perkembangan sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas agar mampu bersaing di era globalisasi dunia.
Untuk merealisasikan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi diperlukan berbagai faktor penunjang, satu-satunya yang diyakini paling efektif adalah pendidikan, sebagai gerbang utama. Pendidikan selalu mendapat perhatian yang utama bagi setiap bangsa karena pendidikan di legitimasi. Sebagai sarana dalam mewariskan nilai-nilai budaya, baik secara vertikal (antar generasi) maupun horisontal (antar kelompok budaya), serta sekaligus sebagai alat dan tujuan dalam perjuangan mencapai cita-citanya. Bahkan implikasi yang baik adalah pendidikan sebagai tolak ukur kemodernan suatu bangsa, semakin moderen bangsa tersebut.1
Pada hakikatnya, ditinjau dari aspek kemampuan dan kecerdasan, siswa dapat dikelompokkan ke dalam 3 strata, yaitu yang memiliki kemampuan dan kecerdasan dibawah rata-rata, rata-rata dan di atas rata-rata kelas. Siswa yang berada di bawah rata-rata memiliki kecepatan belajar siswa pada umumnya, sedangkan siswa yang berada di atas rata-rata memiliki kecepatan belajar di atas siswa pada umumnya.
Dalam komunitas kelas, sadar atau tidak disadari selalu di dapati beberapa siswa yang memiliki kemampuan belajar di atas rata-rata kelas. Dalam penelitian jumlah mereka sekitar 10% dari keseluruhan anggota kelas. Mereka mempunyai kemampuan lebih yang tidak bisa disamakan dan diperlukan sama dengan siswa lainnya.2 Dalam kelas reguler yang tidak memperoleh penanganan secara proporsional mereka dapat mengganggu teman lainnya. Ketika siswa normal menyelesaikan tugas kelas selama misalnya 50 menit, mereka yang berkemampuan di atas rata-rata biasanya akan menyelesaikan tugasnya misalnya 35 menit, kelebihan waktu ini akan berakibat kontrak produktif yang apabila berakumulasi akan menyebabkan gangguan kelas yang serius bagi individu siswa sendiri maupun kelas. Itulah sebabnya para pakar pendidikan menyarankan ada perlakuan khusus bagi siswa unggul (gifted) dengan penyelenggaraan pendidikan tersendiri secara terpisah atau melakukan kegiatan pengayaan enrichment materi pada kelas reguler.
Bagi siswa yang memiliki kemampuan dan kecerdasan rata-rata, selama ini diberikan pelayanan pendidikan dengan mengacu pada kurikulum tersebut disusun terutama diperuntukkan bagi anak-anak yang memiliki kemampuan dan kecerdasan rata-rata. Sementara itu bagi siswa yang memiliki kemampuan di bawah rata-rata karena memiliki kemampuan di bawah siswa-siswa lainnya, di berikan pelayanan pendidikan berupa remidi (Remidial Teaching) sehingga untuk menyelesaikan materi kurikulum membutuhkan waktu lebih panjang dari pada siswa-siswi lainnya, sedangkan bagi siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata kini juga telah mendapat fasilitas pelayanan pendidikan berupa program percepatan belajar (akselerasi), siswa yang memiliki kecepatan dan kecerdasan di atas rata-rata sebenarnya mempunyai kebutuhan yang berbeda dari siswa lainnya, sehingga mereka dapat berprestasi sesuai dengan bakat dan potensinya.
Program percepatan belajar (akselerasi) merupakan pelayanan pendidikan yang berdiferensiasi yaitu memberikan pelayanan pendidikan yang disesuaikan dengan kemampuan dan kecerdasan siswa dengan menggunakan kurikulum yang berdiversifikasi, yaitu kurikulum standart yang diimprovisasi alokasi waktunya sesuai dengan kecepatan belajar siswa.
Pelayanan pendidikan yang berdiferensiasi dengan menggunakan kurikulum yang berdiversifikasi dapat diimplementasi melalui penyelenggaraan sistem percepatan belajar (akselerasi). Dengan sistem percepatan belajar (akselerasi), siswa yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa diberi peluang untuk menyelesaikan studi di SD kurang dari 6 Tahun (misalnya 5 tahun), di SMP dan SMA masing-masing kurang dari 3 tahun (misalnya 2 tahun), dengan menyelesaikan semua target kurikulum tanpa meloncat kelas.
Hal ini sejalan dengan amanat MPR yang tertuang dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) tahun 1999, bahwa arah kebijakan pendidikan antara lain adalah melakukan pembaharuan sistem pendidikan termasuk pembaharuan kurikulum, berupa diversifikasi kurikulum untuk melayani keberagaman peserta didik. Tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU SPN) yang menegaskan bahwa warga negara yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa berhak memperoleh perhatian khusus (pasal 8 ayat 2), dan setiap peserta didik mempunyai hak menyelesaikan program pendidikan lebih awal dari waktu yang ditentukan. (Pasal 24 Butir 6).3
Penyelenggaraan program percepatan belajar (akselerasi) bagi siswa yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa merupakan salah satu strategi alternatif yang relevan, karena siswa yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa memiliki kecepatan belajar dan motivasi belajar diatas kecepatan belajar dan motivasi belajar siswa lainnya. Strategi alternatif ini disamping bertujuan untuk memberikan pelayanan pendidikan sesuai dengan potensi siswa juga bertujuan untuk mengimbangi kekurangan yang terdapat pada strategi klasikal masal. Dengan adanya strategi alternatif klasikal-masal diabaikan, melainkan perbedaan terletak pada internsitas dan ekstensitas perhatian yang diberikan kepada peserta didik kondisinya.
Dalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia, pendidikan agama merupakan pendidikan wajib dan harus diberikan pada setiap siswanya sesuai dengan agamanya masing-masing mulai dari TK sampai Perguruan Tinggi. Hal ini sudah dirancangkan sejak tahun 1996, hasil dari sidang MPRS untuk memperkuat keputusan tersebut maka dalam sidang selanjutnya, tahun 1973, 1978 dan 1983 bahkan sampai sekarang senantiasa ditegaskan bahwa pendidikan agama menjadi mata pelajaran wajib di sekolah-sekolah dalam semua tingkat dan jenjang pendidikan. 4 Hal ini bertujuan untuk melandasi pengetahuan siswa dengan nilai-nilai agama demi terciptanya manusia intelektual religius menuju pembangunan bangsa yang berkeadilan sosial.
PAI merupakan proses transformasi dan realisasi nilai-nilai ajaran Islam atau fungsi rububiyah melalui pembelajaran baik formal maupun nonformal kepada siswa untuk dihayati dipedomani, dan diamalkan dalam kehidupan seharihari, dalam rangka menyiapkan dan membimbing serta mengarahkannya agar nantinya mampu melaksanakan tugas khilafah di muka bumi dengan sebaikbaiknya. 5
Pendidikan Agama Islam mengambil peranan dalam usaha mengimbangkan potensi peserta didik menuju pembangunan manusia Indonesia seutuhnya sesuai dengan tujuan nasional yang dicita-citakan. Pendidikan Agama Islam merupakan subsistem dari sistem pendidikan nasional, sehingga pendidikan agama Islam harus diselenggarakan sebaik-baiknya dengan strategi dan perencanaan yang matang.
Secara ideal Pendidikan Agama Islam berusaha menghantarkan manusia mencapai keseimbangan secara menyeluruh, mengembangkan semua aspek dalam kehidupan manusia meliputi spiritual, intelektual, imajinasi baik dalam kehidupan individu maupun kelompok serta senantiasa memberikan dorongan bagian kedinamisan. Aspek-aspek tersebut menuju kebaikan dan pencapaian kesempurnaan hidup.
Berangkat dari realitas di atas, penulis tertarik untuk meneliti pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri X di mana ada satu program khusus, sehubungan dengan perlakuan terhadap siswa yang berprestasi, yaitu program percepatan kelas (akselerasi), program ini bertujuan untuk membantu peserta didik yang mempunyai kemampuan dan prestasi tinggi untuk lebih cepat menyelesaikan pendidikan sekolah lanjutan atas, sehingga siswa tidak harus menyelesaikan pendidikan lanjutan atasnya selama 3 tahun, melainkan cukup hanya 2 tahun.
Program percepatan belajar (akselerasi), pada dasarnya merupakan salah satu program pendidikan khusus bagi anak-anak berbakat, tapi program ini diterapkan untuk pendidikan umum sebagai gagasan baru pemerintah Indonesia dalam upaya inovasi pendidikan dan baru dilaksanakan pada tahun pelajaran 2001-2002, untuk tingkat SD, SLTP dan SMU yang diawali dengan penunjukan terhadap sekolah pada tingkat propinsi. Ada hal yang menarik dalam pelaksanaan program akselerasi ini, bahwa pendidikan Agama Islam tidak bisa dicapai hanya dengan penguasaan kognitif saja, akan tetapi perlu adanya penghayatan (afeksi) serta pengamatan (psikomotroik) dalam kehidupan sehari-hari-. Di sinilah timbul permasalahan, apakah dengan percepatan kelas yang notabene menekankan pada penguasaan kognitif Pendidikan Agama dapat dilaksanakan dengan optimal? Oleh karena itu, perlulah kiranya suatu penelitian terhadap penyelenggaraan tahun berikutnya maupun terhadap penyelenggaraan sekolah-sekolah lain.
Berangkat dari latar belakang permasalahan tersebut, maka penulis terdorong untuk mengadakan penelitian tentang implementasi program percepatan belajar (akselerasi) dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri X. Karena di SMA Negeri X inilah program akselerasi ini diadakan dan pelaksanaan program akselerasi Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri X yang menjadi faktor peneliti ini adalah dasar dan tujuan PAI, materi, metode, media dan penerapannya.

B. Rumusan Masalah
Terkait dengan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pelaksanaan program percepatan belajar (akselerasi) dilaksanakan di SMA Negeri X?
2. Bagaimana motivasi belajar siswa pada pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri X?
3. Bagaimana implementasi program percepatan belajar (akselerasi) dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri X?

C. Alasan Pemilihan Judul
1. Penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan program percepatan belajar (akselerasi) karena program ini merupakan ide baru sebagai upaya inovasi pendidikan diindonesia, khususnya pelaksanaan pembelajaran PAI.
2. Masyarakat dewasa ini banyak mengeluhkan mutu pendidikan terutama berkaitan dengan peranannya dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dan kepribadian untuk memasuki era globalisasi inovasi pendidikan yang telah ditepuh selama ini belum memberikan hasil yang dicita–citakan.
3. Siswa yang mengikuti akselerasi terutama atau berlomba–lomba menjadi yang terbaik sehingga lulus SMA cuma 2 tahun.

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
a. Tujuan Penelitian
a) Untuk mengetahui pelaksanaan program akselerasi di SMA Negeri X.
b) Untuk mengetahui dan mendiskripsikan motivasi belajar siswa pada pelajaran Pendidikan Agama Islam SMA Negeri X.
c) Untuk mengetahui sejauh mana implementasi program percepatan belajar (akselerasi) dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri X.
b. Manfaat penelitian
Adapun Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :
a) Manfaat teoritis bahwa hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dalam bidang pendidikan dan dapat menyumbangkan bangunan khazanah perkembangan ilmu pengetahuan
b) Manfaat sosial praktis, maksudnya hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan atau masukan bagi semua pihak yang berkepentingan terutama institusi pendidikan Islam.
c) Informasi yang diperoleh dari penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh guru bidang studi yang akan mengajar pada kelas percepatan belajar. Dengan adanya informasi tersebut diharapkan guru akan lebih memperhatikan dan menerapkan strategi yang tepat bagi siswa cerdas dan pandai yang telah terpilih masuk program percepatan belajar (akselerasi).

E. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah penjelasan apa yang dimaksudkan oleh istilah–istilah inti yang menjadi judul penelitian ini. Penjelasan ini mempunyai tujuan tertentu sebagai berikut :
1. Agar dapat diketahui mana istilah–istilah tersebut saat penelitian dilakukan dan perubahannya, jika pada masa mendatang terjadi perubahan makna atau arti sebagai hasil dari suatu perkembangan.
2. Tidak terjadi kesalahpahaman mengenai pengertian yang dipakai dan fakta yang dikaji saat penelitian dibuat.
3. Peneliti bisa memberikan diskriptif dari judul yang diangkat sebagai bahan pengetahuan yang dikaji.
Adapun penelitian ini yang berjudul ”Implementasi Program Percepatan Belajar (AKSELERASI) dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMA Negeri X”.
Istilah-istilah yang perlu dioperasionalkan yaitu :
a. Implementasi : merupakan suatu proses penerapan ide, kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan, pengetahuan, keterampilan maupun nilai dan sikap.6
b. Program percepatan belajar : salah satu program layanan pendidikan khusus bagi peserta didik oleh guru telah diidentifikasi memiliki kemampuan intelektual umum pada taraf cerdas, memiliki kreatifitas dan keterkaitan terhadap tugas diatas rata-rata untuk dapat menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar mereka.7
c. Meningkatkan : meningkatkan, mempertinggi dan memperhebat.8
d. Motivasi belajar : motivasi belajar terdiri dari 2 kata yaitu “motvasi” dan “belajar”. Sedangkan yang dimaksud motivasi adalah dorongan dari dalam yang digambarkan sebagai harapa, keinginan dan sebagainya, yang bersifat menggiatkan atau menggesrkkan individu untuk bertindak atau bertingkah laku, guna memenuhi kebutuhan. 9 Sedangkan yang dimaksud belajar adalah perubahan tingkah lakuberkat pengalaman dan pelatihan positif.10
e. Pendidikan agama islam : usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, atau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.11
Berdasarkan penjabaran arti dalam judul diatas dapat diambil maksud dari penulisan skripsi ”implementasi program percepatan belajar (akselerasi) dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Pelajaran pendidikan Agama Islam Di SMA Negeri X” adalah merupakan suatu proses percepatan yang dilakukan oleh tenaga pendidikan dalam rangka meningkatkan belajar bagi siswa–siswai dalam pendidikan agama Islam di SMA Negeri X.

F. Hipotesa
Hipotesa dapat diartikan dengan suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian samapai terbukti melalui data yang terkumpul.12 Hal ini terbukti dia akan ditolak dan diterima jika fakta-fakta membenarkannya.
Berkaitan dengan ini penulis menggunakan hipotesa kerja sebagai kesimpulan sementara, yaitu dengan rumusan sebagai berikut :
1. Ha : hipotesa kerja atau hipotesa alternatif
Yaitu hipotesa yang menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y (independent atau dsependent variabel). Jadi hipotesa kerja (Ha) dalam penelitian ini adalah :
”Ada pengaruh implementasi akselerasi dalam meningkatkan motivasi belajar siswa”.
2. Ho : hipotesa nol atau hipotesa nihil
Yaitu hipotesa yang menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y (independent atau dsependent variabel). Jadi hipotesa nihil (Ha) dalam penelitian ini adalah :
”Tidak ada pengaruh implementasi akselerasi dalam meningkatkan motivasi belajar siswa”.

G. Metode Penelitian
1. Jenis dan Rancangan Penelitian
Metode penelitian ini adalah cara kerja yang diambil oleh peneliti dalam usaha untuk mencari, mengumpulkan dan mengolah data serta memformulasikan dalam bentuk laporan.
Penelitian ini menggunkan pendekatan studi deskriptif. Deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan dan meringkaskan berbagai kondisi, situasi atau berbagai variable yang timbul di masyarakat yang menjadio objek penelitian tersebut. Kemudian menarik kepermukaan sebagai suatu cirri atau gambar tentang kjondisi, situasi atau variable tertentu.
Penelitian ini juga bersifat kuantitatif karena penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang memerlukan perhitungan atau analisis untuk memperoleh kebenaran datri hipotesis secara keseluruhan, penelitian ini akan menggarmbarkan pengaruh sabab akibat dari variable bebas terhadap variable terikat, variable dalam penelitian ini terdiri atas :
b. Variabel bebas atau independent variable (X)
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah implementasi program percepatan belajar.
c. Variabel terikat atau dependent variable (Y)
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah motivasi belajar siswa kelas XI di SMA Negeri X
Jenis penelitian ini penulis menggunakan korelasional. Dalam penelitian jenis ini, peneliti berusaha menghubungkan suatu variable dangan variable lain untuk memahami suatu fenomena dengan cara menentukan tingkat atau darajat hubungan diantara variable-variabel.
Kemudian mengenai rancangan penelitian, merupakan sebuah rencana yang akan dibuat si peneliti sebagai kegiatan yang akan dilaksanakan. Adapun rancangan penelitian ada beberapa tahapan diantaranya; menentukan masalah, penelitian, pengumpulan data dan analisa data.
Rancangan penelitian ini secara garis besar dibagi menjadi tiga tahap sebagai berikut :
Tahap pertama : penentuan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI akselerasi di SMA Negeri X, sample yang diambil adalah 100%.
Tahap kedua : penelitian instrument, penelitian ini menggunakan instrument berupa angket yang digunakan untuk mendapatkan informasi tentang implementasi program percepatan belajar (akselerasi) dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada pelajaran pendidikan agama islam di SMA Negeri X
Tahap ketiga : penentuan metode analisa data, analisa data yang digunakan ialah analisa data statistik product moment untuk mengetahui ada tidaknya masalah yang terjadi pada variabel-variabel penelitian.
2. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi diartikan keseluruan subjek penelitian. Populasi juga dapat diartikan sebagai kumpulan kasus yang memenuhi syarat-syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian.13
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas XI akselerasi yang berjumlah 16 orang.
b. Sampel
Sample adalah sebagai atau wakil populasi yang akn diteliti.14 Maksudnya menjadi sumber sebenarnya dari penelitian. Pengambilan sample ini menggunakan teknik pengembilan sample, yaitu : Random (sampling acak), yaitu cara mengambil sample dari populasi dengan memberikan kesempata yanmg sama bagi anggota populasi untuk terpilih menjadi anggota sample. Cara mengambil sampel dari sampling random ini ada tiga cara, yaitu; undian, ordinal dan table bilangan random.
“untuk sekedar perkiraan maka apabila sebyeknya kurang dari 100 lebih baik diabil semua sehingga penelitian merupakan penelitian populasi selalanjutnya jika sebyeknya lebih dari 100 dapat diambil 10-15% atau 20-25 % atau lebih ”.15 dan dalam penelitian ini penulis mangambil seleruh sampel dikarenakan subyeknya kurang dari 100.
3. Instrument Penelitian
Instrument penelitian adalah alat /fasilitas yang digunakan untuk penelitian dalam menggumpulkan data-data agar pekerjaannya lebih muda dan hasilnya lebih baik dan akhir lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih muda diolah.16 Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa pedoman wawancara danm angket, pedoman wawancara berupa perkiraan pertanyaan yang adakn ditanyaakn sebagi catatan. Angket yang digunakan berupa angket berbentuk struktur dan tertutup. Angket yang dimaksud terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang sudah disertai alternative jawaban yang akan dipilih oleh responden. Responden dipersilakan memberikan tanda silang (X) pada alternatif jawaban yag tersedia sesuai dengan kondisi responden.
4. Jenis dan Sumber Data
a. Jenis Data
Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dan kuatitatif.
1) Data kualitatif adalah jenis data yang tidak dapat dihitung atau diukur, yautu dapat berupa informasi atau penjelasan yang tidak termasuk bilangan, biasa berbentuk kalimat.
Dalam penelitian ini yang termasuk data kualitatif adalah :
-Sejarah berdirinya obyek penelitian.
-Letak geografis obyek penelitian.
-Struktur organisasi obeyek penelitian.
-Data implementasi pelaksanaan program percepatan belajar
2) Data kuantitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk angka-angka.
Yang termasuk data kuantitatif dalam penelitian ini adalah :
-Jumlah guru dan karyawan
-Jumlah siswa
-Jumlah sarana dan prasarana
-Hasil angket siswa
b. Sumber data
Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian ini adalah subyek dari mana data dapat diperoleh.17 Penelitian ini penulis menggunakan 3 sumber data yaitu :
1) Sumber data literature
Literature sebagai tinjauan untuk mendapatkan data dasar pemikir di dalam pemecahan suatu persoalan dan merupakan landasan pemikiran penelitian lapangan, dalam hal ini berupa buku-buku, majalah, artikel, surat kabar yang berkaitan dengan masalah penelitian.
2) Sumber data primer
Sumber data primer adalah sumber data yang langsung dalam penelitian untuk tujuan tertentu.18
3) Sumber data sekunder
Sumber data sekunder adalah sumber data yang disimpulkan terlebih dahulu oleh orang yang berada diluar penelitian.19
5. Metode Pengumpula Data
Untuk memperoleh sejumlah data yang berkualitas dan valid dalam suatu peelitian maka memerlukan adanya metode pengumpulan data, sedangkan metode pengumpulan data adalah metode atau cara-cara untuk memperoleh keterangan yang ada dan berguna bagi penelitian.
a. Metode Observasi Observasi diartikan sebagai bagian guna memperoleh tolak ukur, atau menggunakan pengamatan dengan indera penglihatan, yang berarti tidak mengajukan pertanyaan-pertanyaan.20
Atau dalam pengertian lain, observasi ialah metode pengumpulan data dengan jalam pengamatan secara sistematik terhadap fenomena-fenomena yang ada.21
Dari teknik ini penulis menggunakannya untuk memperoleh data tentang program percepatan belajar (akselerasi) dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri X.
b. Metode Dokumentasi
Yang tidak kalah pentingnya dari teknik pengumpulan data yang lainnya adalah dokumentasi. Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variable atau catatan transkrip, buku-buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, leger, agenda dan lain-lain.22
Pertimbangan utama pengambilan teknik ini adalah bahwa tidak semua data dapat diperoleh lewat observasi atau wawancara. Teknik ini, misalnya, digunakan untuk memperoleh data tentang profil lembaga pendidikan, jumlah guru, jumlah siswa, dan dokumen-dokumen lain yang ada terkait dengan penelitian ini.
c. Metode Wawancara
Metode wawancara adalah proses tanya jawab secara lisan yang *** BAGIAN INI SENGAJA TIDAK DITAMPILKAN ***

H. Sistematika Pembahasan
Agar lebih sistematis, maka penulisan ini disusun dengan sistematis sebagai berikut :
BAB I : Berupa pendahuluan, yang terdiri dari latarbelakang masalah, perumusan masalah, alasan memilih judul,tujuan penelitian,kegunaan penelitian, metodologi penelitian, sistematika pembahasan
BAB II : Merupakan landasan teori yang membahas tentang pengertian akselerasi tujuan akselerasi, landasan akselerasi, kurikulum akselerasi, pelaksanaan akselerasi, motivasi belajar meliputi,pengertian dan fungsi motivasi belajar, macam dan bentuk motivasi belajar, dan hubungan akselerasi dan motivasi belajar.
BAB III : Merupakan analisis data yang didalamnya mencakup tentang gambaran umum obyek penelitian meliputi sejarah berdirinya SMA Negeri X, visi misi dan tujuan, keadaan sarana dan prasarana, struktur organisasi, jumlah guru, pegawai dan siswa, penyajian data dan analisa data.
BAB IV : Merupakan penutup yang berisi kesimpulan dan saran

Postingan terkait: