Skripsi Analisis Konsep Kecerdasan Perspektif Howard Gardner dan Penerapannya Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

(Kode PEND-AIS-0001) : Skripsi Analisis Konsep Kecerdasan Perspektif Howard Gardner dan Penerapannya Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Kecerdasan merupakan salah satu anugerah besar dari Allah SWT kepada manusia dan menjadikannya sebagai salah satu kelebihan manusia dibandingkan dengan makhluk lainnya. Dengan kecerdasannya, manusia dapat terus menerus mempertahankan dan meningkatkan kualitas hidupnya yang semakin kompleks, melalui proses berfikir dan belajar secara terus menerus. Dan dengan kecerdasan Allah SWT menciptakan manusia sebagai makhluk-Nya yang mempunyai bentuk yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk-Nya yang lain. Allah menegaskan di dalam surat at-Tin ayat 4 :
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya (Q.S. at-Tin : 4)
Selama ini pendidikan di Indonesia menilai kecerdasan manusia terlalu sempit, manusia dianggap hanya memiliki satu kecerdasan yang dapat diukur yang disebut kecerdasan logika-matematika, sedangkan alat yang digunakan untuk mengukur kecerdasan tersebut adalah tes IQ.
Praktek-praktek pembelajaran di Indonesia yang masih mengandalkan pada cara-cara yang lama yang manganggap anak hanya perlu melaksanakan kewajiban yang telah digarisbawahkan oleh guru dan orang tua harus diubah. Pembelajaran satu arah, berorientasi pada keinginan guru dan kurikulum, dan cenderung sangat mengutamakan prestasi akademik saja perlu dikaji ulang, karena sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan masyarakat.
Kecenderungan pembelajaran yang selalu menekankan pada prestasi akademik ini akan menghasilkan generasi muda yang kurang berinisiatif seperti menunggu instruksi, takut salah, malu mendahului yang lain, hanya ikut-ikutan, salah tetapi masih berani bicara (tidak bertanggung jawab), mudah bingung karena kurang memiliki percaya diri, serta tidak peka terhadap lingkungannya. Di samping itu generasi demikian akan memiliki sifat-sifat yang tidak sabar, ingin cepat berhasil walaupun melalui jalan pintas, kurang menghargai proses, mudah marah sehingga banyak menimbulkan kerusuhan dan tawuran.
Pendekatan di dalam pembelajaran yang sangat mementingkan aspekaspek akademik cenderung memberikan tekanan pada perkembangan intelegensi hanya terbatas pada aspek kognitif, sehingga manusia telah dipersempit menjadi sekedar memiliki kecerdasan kognitif atau yang sering disebut IQ.
Howard Gardner memperkenalkan penelitiannya yang berkaitan dengan multiple intelligences (kecerdasan majemuk). Teorinya menghilangkan anggapan yang ada selama ini tentang kecerdasan manusia. Gardner menolak asumsi, bahwa kognisi manusia merupakan satu kesatuan dan individu hanya mempunyai kecerdasan tunggal. Meskipun sebagian besar individu menunjukkan penguasaan seluruh spektrum kecerdasan, tetapi setiap individu memiliki tingkat penguasaan yang berbeda. Individu memiliki beberapa kecerdasan, dan kecerdasankecerdasan itu bergabung manjadi satu kesatuan dan membentuk kemampuan pribadi yang cukup tinggi.
Setiap kecerdasan tampak memiliki urutan perkembangan sendiri, tumbuh dan menjelma pada waktu yang berbeda dalam suatu kehidupan. Setiap orang memiliki kecenderungan pada bidangnya masing-masing. Penemuan Howard Gardner ini akan membuat sebuah sistem pendidikan menjadi terbuka sesuai dengan polanya masing-masing.
Howard Gardner memberikan definisi tentang kecerdasan sebagai : 1. Kecakapan untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan. 2. Kecakapan untuk mengembangkan masalah untuk dipecahkan. 3. Kecakapan untuk membuat sesuatu atau melakukan sesuatu yang bermanfaat di dalam kehidupan.
Negeri Republik Indonesia yang telah merdeka selama 63 tahun masih terbilang terbelakang dalam bidang pendidikan meskipun terdapat banyak lembaga pendidikan di dalamnya. Hal ini dikarenakan kurangnya penghargaan lembaga maupun pendidik terhadap kecerdasan-kecerdasan yang dimiliki oleh anak didiknya. Setiap lembaga pendidikan hanya mengutamakan kecerdasan lingual dan logika-matematika saja.
Dalam pendidikan, guru menginginkan siswanya berhasil. Seorang guru ketika memilih karir menjadi pendidik dan sebagai pendidik akan merasa puas jika dapat membuat perubahan dalam kehidupan generasi muda. Oleh karena itu, sudah seharusnya para guru tidak hanya menggunakan satu metode dalam pengajaran, guru dapat menggunakan berbagai macam variasi model yang berlainan disesuaikan dengan intelegensi peserta didik, sebab para peserta didik mempunyai intelegensi yang berbeda dan siswa akan lebih mudah belajar bila materi disajikan dengan cara yang sesuai dengan intelegensi mereka yang menonjol.
Sebagai pendidik semestinya sadar bahwa :
1. Pendidik percaya bahwa semua anak bisa belajar.
2. Pendidik percaya bahwa sekolah tidak lebih baik daripada kualitas para pengajarnya.
3. Pendidik percaya bahwa peran kepala sekolah adalah untuk membantu setiap orang di dalam sekolah untuk belajar.
Teori Howard Gardner tentang multiple intelligences tersebut sangat bermanfaat jika diterapkan dalam memberikan pengajaran pendidikan agama Islam di sekolah, sehingga guru tidak konsisten dengan satu metode dalam mengajar, karena adanya kesadaran guru tentang multiple intelligences yang dimiliki oleh anak didiknya.
Dari pemaparan di atas penulis merasa pentingnya pengetahuan tentang multiple intelligences (kecerdasan dari sudut pandang Howard Gardner) kepada para pendidik untuk mengetahui bagaimana kondisi kecerdasan peserta didiknya, sehingga mereka bisa memberikan metode pengajaran yang bervariasi dalam pengajaran pendidikan agama Islam pada khususnya dan seluruh pembelajaran pada umumnya, maka penulis ingin melakukan penelitian yang berjudul : ANALISIS KONSEP KECERDASAN PERSPEKTIF HOWARD GARDNER DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep kecerdasan perspektif Howard Gardner?
2. Bagaimana penerapan konsep kecerdasan perspektif Howard Gardner dalam pembelajaran pendidikan agama Islam?
3. Apa saja kelebihan dan kekurangan penerapan konsep kecerdasan perspektif Howard Gardner dalam pembelajaran pendidikan agama Islam?

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi atau gambaran pemikiran Howard Gardner mengenai konsep Kecerdasan yang telah dikemukakan oleh beliau. Namun sesuai dengan beberapa rumusan masalah maka ada beberapa tujuan yang menjadi penunjang dalam mencapai tujuan utama dalam penelitian ini, yaitu :
1. Untuk mendapatkan gambaran tentang konsep kecerdasan perspektif Howard Gardner.
2. Untuk mendapatkan gambaran cara penerapan pembelajaran pendidikan agama Islam dengan menggunakan konsep kecerdasan perspektif Howard Gardner.
3. Untuk mendapatkan gambaran tentang apa saja kekurangan dan kelebihan penerapan pembelajaran pendidikan agama Islam dengan menggunakan konsep kecerdasan perspektif Howard Gardner.

D. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan hasil penelitian ini, yaitu :
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk memperkaya khasanah pemikiran dalam bidang pendidikan dan pengajaran, pendidikan agama Islam khususnya.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menyumbangkan bangunan ilmu pengetahuan dan mengembangkan pendidikan agama Islam. Khususnya di Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri dan di Indonesia umumnya.
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pedoman dalam penyelenggaraan pendidikan agama Islam di sekolah dan masyarakat.

E. Metode Penelitian
Metode di sini diartikan sebagai suatu cara atau teknis yang akan dilakukan dalam proses penelitian, sedangkan penelitian itu sendiri diartikan sebagai upaya dalam bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati dan sistematis untuk mewujudkan kebenaran.8 Oleh karena itu, di sini akan dipaparkan mengenai :
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian yang mrngumpulkan data dan informasi dengan bantuan bermacam-macam materi yang terdapat dalam kepustakaan (buku) atau jenis penelitian kualitatif, yaitu suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individu maupun kelompok.
Menurut tempat penelitian itu dilaksanakan, maka penelitian ini tergolong penelitian perpustakaan. Penelitian kepustakaan ini bertujuan untuk mngumpulkan data ataupun informasi dengan bantuan bermacam-macam materi yang terdapat di ruang perpustakaan, seperti buku-buku, jurnal dan lain sebagainya.
2. Pendekatan Penelitian
Oleh karena penelitian ini tergolong penelitian pustaka atau literer, maka penelitian in menggunakan paradigma kualitatif dengan pendekatan deskriptif analitis, yaitu penelitian yang tidak mengadakan perhitungan data secara kuantitatif.
3. Sumber Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan literatur yang berkaitan dengan teori, ada dua bentuk sumber data :
a. Data primer :
Sesuai dengan konsepsi awal bahwa variabel adalah apa yang menjadi titik perhatian dalam sebuah penelitian, jadi yang menjadi titik perhatian dalam penelitian ini adalah Konsep Kecerdasan Perspektif Howard Gardner Dan Penerapannya Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Dan adapun buku primer yang digunakan adalah : Howard Gardner : Multiple Intelligences (Kecerdasan Majemuk Teori Dalam Praktek).
b. Data sekunder
Data sekunder adalah berupa buku yang berbicara mengenai kecerdasan yang pernah di tulis oleh para ahli, bisa berupa majalah, jurnal, makalah, internet dan sebagainya yang mempunyai relevansi dengan tema atau judul penelitian. Adapun yang menjadi buku sekunder dalam penulisan skripsi ini antara lain adalah :
1) Thomas R. Hoerr : Buku Kerja Multiple Intelligences.
2) Evelyn Williams English : Mengajar Dengan Empati.
3) Thomas Armstrong : 7 Kind Of Smart.
4) Joy A. Palmer : 50 Pemikir Pendidikan.
5) Agus Efendi : Revolusi Kecerdasan Abad 21.
6) Paul Suparno, Teori Intelligensi Ganda Dan Aplikasinya Di Sekolah.
7) Dan lain sebagainya.
4. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode dokumenter, yaitu mencari atau mengumpulkan data mengenai hal-hal atau variabel penelitian yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, notulen, prasasti, rapat, leger, agenda, dan sebagainya. Metode ini dipandang relevan untuk memperoleh data yang bersumber dari buku sebagai sumber utama.
5. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah menganalisa data tersebut. Oleh karena penelitian ini bersifat kualitatif, jadi ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menganalisa data-data yang ada, diantaranya;
a. Metode deduktif, yaitu cara berpikir dengan menggunakan analisis yang berpijak pada pengetian atau fakta-fakta yang bersifat umum, kemudian diteliti dan hasilnya dapat memecahkan persoalan khusus. Dalam penelitian ini, metode deduktif digunakan untuk memperoleh gambaran secara detail pemikiran Howard Gardner.
b. Metode induktif, yaitu cara berpikir yang berpijak dari fakta-fakta yang bersifat khusus kemudian diteliti dan akhirnya ditemui pemecahan persoalan bersifat umum. metode induktif digunakan untuk memperoleh gambaran yang utuh terhadap pemikiran Howard Gardner dari beberapa sumber buku.
c. Metode komparatif, yaitu metode dengan cara menggunakan logika perbandingan dengan teori-teori untuk mendapatkan keragaman teori yang masing-masing mempunyai relevansi. Dalam penelitian ini, metode komparatif digunakan untuk membandingkan sudut pandang Howard Gardner tentang dengan sudut pandang para ahli yang lainnya.

F. Definisi Operasional
Agar dalam penulisan ini tidak terjadi kerancuan makna atau salah persepsi, maka dipandang perlu dalam penulisan ini dicantumkan definisi dari permasalahan yang diangkat.
1. Analisis : Penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan lain sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkara, dan sebagainya).
2. Konsep : Ide atau pendapat yang diabstrakkan dari peristiwa kongret.
3. Kecerdasan : Kemampuan untuk menyelesaikan berbagai masalah dalam kehidupan dan dapat menghasilkan produk atau jasa yang berguna dalam berbagai aspek kehidupan.
4. Perspektif : Sudut pandang.
5. Howard Gardner : Seorang pemikir pendidikan yang mempelopori teori multiple intelligences.
6. Penerapan : Proses, cara, perbuatan menerapkan.
7. Pembelajaran : Suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
8. Pendidikan Agama Islam : Upaya mendidikkan Islam atau ajaran Islam dan nilai-nilainya, agar menjadi way of life (pandangan dan sikap hidup) seseorang.
Skripsi ini berisikan penyelidikan atau penganalisaan ide serta pendapat Howard Gardner tentang kecerdasan dan bagaimana menerapkan sudut pandangnya tentang kecerdasan tersebut dalam pembelajaran pendidikan agama Islam. Di skripsi ini, penulis ingin mencoba membuat teori tentang penerapan konsep kecerdasan perspektif Howard Gardner dengan menggunakan pedoman buku-buku panduan tentang penerapan kecerdasan perspektif Howard Gardner dalam pembelajaran secara umum, kemudian penulis mencoba untuk membuat teori bagaimana cara menerapkan konsep tersebut dalam pembelajaran pendidikan agama Islam.

G. Sistematika Pembahasan
BAB I : PENDAHULUAN : yang berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, metodologi penelitian yang meliputi : jenis penelitian, pendekatan penelitian, sumber data, metode pengumpulan data dan teknik analisa data. Definisi operasional dan sistematika pembahasan.
BAB II : KONSEP KECERDASAN DAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM, meliputi kecerdasan yang meliputi : pengertian kecerdasan, teori faktor kecerdasan (factor theories of intelligence), teori kecerdasan berorientasi-proses (process-oriented theories of intelligense), kecerdasan intelektual (iq), kecerdasan emosional (eq) dan kecerdasan spritual (sq). Pembelajaran pendidikan agama Islam yang meliputi : pengertian pembelajaran pendidikan agama Islam, teori pembelajaran pendidikan agama Islam, dasar pembelajaran pendidikan agama Islam, unsur-unsur pembelajaran pendidikan agama Islam, tujuan pembelajaran pendidikan agama Islam dan faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran pendidikan agama Islam.
BAB III : KONSEP KECERDASAN PERSPEKTIF HOWARD GARDNER, yang terdiri dari : biografi Howard Gardner dan karya-karyanya, pengertian kecerdasan perspektif Howard Gardner, bukti teori kecerdasan perspektif Howard Gardner dan jenis-jenis kecerdasan perspektif Howard Gardner.
BAB IV : PENERAPAN KONSEP KECERDASAN PERSPEKTIF HOWARD GARDNER DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM, yang meliputi : mengenal multiple intelligences siswa, mempersiapkan pengajaran, strategi pengajaran, menentukan evaluasi, model pembelajaran yang dapat digunakan untuk menerapkan kecerdasan perspektif Howard Gardner dalam pembelajaran pendidikan agama Islam dan metode yang dapat digunakan untuk menerapkan kecerdasan perspektif Howard Gardner dalam pembelajaran pendidikan agama Islam.
BAB V : KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PENERAPAN KONSEP KECERDASAN PERSPEKTIF HOWARD GARDNER DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM, meliputi : kelebihan penerapan konsep kecerdasan perspektif Howard Gardner dalam pembelajaran pendidikan agama Islam dan kekurangan penerapan konsep kecerdasan perspektif Howard Gardner dalam pembelajaran pendidikan agama Islam.
BAB V : PENUTUP, yang berisi : simpulan dan saran-saran.

Postingan terkait: