(Kode DAKW-BPI-0007) : Skripsi Perspektif Konseling Islam Terhadap Aktualisasi Diri Seorang Waria Di Desa X Kabupaten X
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seorang waria yang akrab dipanggil Mbak Erma adalah salah satu warga desa X kecamatan X Kabupaten X. Dia menjadi waria sejak usia 17 tahun dan sekarang ini dia berusia 45 tahun. Sehingga dia berperilaku sebagai seorang waria selama 28 tahun.
Latar belakang yang mendukung dia untuk menjadi seorang waria karena ekonomi, sehingga dia ikut pada grup lu druk dan campursari sebagai sinden dan berprofesi lain sebagai tatarias pengantin.
Sinden pada grup ludruk dan campursari identik dengan dandanan sesuai perempuan dan mengenakan pakaian seperti wayang serta bernyanyi (nembang basa jawa) dengan suara yang khas perempuan dan nada yang melengking, di samping itu juga diiringi dengan tarian-tarian yang mengenakan selendang (sampur) yang dalam istilah ludruk atau campursari disebut ngremo.
Karena pentas seni ludruk nggak hanya satu atau dua jam saja kadang bisa empat sampai lima jam dan dalam sehari bisa manggung sampai dua juga tiga tempat yang berbeda. Dan hal ini yang menjadi salah satu faktor yang mendorong seorang waria tersebut yaitu Mbak Erma (nama samaran) untuk tetap terlihat cantik dihadapan para penggemarnya dan bahkan di manapun dia berada setiap saat.Dari suaranya yang terdengar anggun dan memikat banyak para penggemarnya walaupun sejenisnya (laki-laki), di atas panggung saat Mbak Erma mentas banyak saweran yang diterima, setelah turun panggung masih banyak juga laki-laki yang menghampirinya dan bilang suka, walaupun para laki-laki itu sudah mengerti kalau Mbak Erma seorang laki-laki juga.
Karena paras Mbak Erma yang membuat banyak meluluhkan hati para lelaki dan akhirnya sampai melakukan hubungan yang terlarang oleh norma agama maupun susila. Karena hubungan tersebut dilakukan oleh dua orang yang berjenis kelamin sama (laki-laki) dalam bahasa ilmiah biasanya dikatakan dengan istilah Gay atau Homoseksual.
Selama 28 tahun Mbak Erma hidup dengan kabiasaan yang demikian, setelah banyak berganti-ganti pasangan akhirnya Mbak Erma positif terjangkit HIV AIDS. Ketika demikian, kehidupan Mbak Erma saat itu sangat tidak stabil baik kondisi kesehatan sudah pasti menurun drastis soalnya pada umumnya HIV AIDS adalah penyakit yang mematikan dan menurut isu masih belum bisa disembuhkan dan belum ada obatnya, di samping itu segi perekonomiannya juga tidak lagi membaik, karena Mbak Erma sudah berhenti dari manggung akibat suara yang tidak semerdu saat sehatnya dan bahkan tidak lagi bersuara bukan hanya itu dari bentuk tubuhnya juga tidak anggun lagi karena berat badannya menurun secara significant.
Dari pelajaran yang diterima dan dirasakan paling sulit oleh Mbak Erma semasa hidupnya, seolah-olah harapan dia hanyalah akhirat. Dari kebiasaan dia yang jarang sekali menjalankan perintah agama termasuk sholat yang merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat muslim lima waktu dalam sehari semalam, itu saja tidak pernah.
Ketika dalam kondisi sulit seperti itu, dia mencoba untuk menjalankan ibadah sholat walaupun lima waktu tidak penuh, kadang dua atau tiga waktu sholat yang dilaksanakan dalam sehari semalam. Meskipun demikian dia sudah merasa tenang, tapi juga masih ragu-ragu apakah yang dilakukan dalam sholatnya itu benar atau salah, dalam pemakaian kostum sholat, apa dia harus memakai mukenah (rukuh) atau sarung dan kopyah. Hal itu yang kian menjadi pertanyaan terhadap dirinya, dan dia pun enggan dan malu ketika harus bertanya kepada orang yang lebih mengerti. Akhirnya dia memutuskan dengan memakai sarung ketika sholat, karena dia merasa bahwa dirinya masih lakilaki dan ketika lahir kodrat yang diberikan oleh Allah SWT. kepadanya juga laki-laki.
Sedikit demi sedikit dia mencoba untuk bisa mendekatkan diri kepada Allah SWT, dan juga ingin diakui dalam masyarakat sebagai orang yang berperilaku normal layaknya laki-laki lain. Karena itu dia mengawalinya dengan sholat dan keluar rumah juga memakai pakaian yang biasa dipakai laki-laki, dengan memakai celana juga kemeja dan kaos oblong. Dan mulai jarang keluar atau masuk rumah dengan ganti-ganti pasangan (teman kencan yang sejenis yaitu laki-laki), tapi dia masih mempertahankan satu pasangannya karena dia anggap seorang yang paling berjasa dan siaga dalam proses penyembuhan virus HIV AIDS yang mengancam nyawanya.
B. Rumusan Masalah
1. Faktor apa saja yang mempengaruhi Mbak Erma untuk menjadi seorang waria desa X, kecamatan X, kabupaten X?
2. Problem apa saja yang di hadapi Mbak Erma setelah berperilaku sebagai seorang waria?
3. Bagaimana proses yang dijalankan oleh seorang waria tersebut dalam rangka aktualisasi diri?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan peneliti dalam pelaksanaan penelitian diantara lain:
1. Ingin mengetahui faktor yang menjadi stimulus Mbak Erma untuk terjun ke dunia waria .
2. Ingin mengetahui problem yang dihadapi Mbak Erma setelah berkepribadian sebagai seorang waria
3. Ingin mengetahui proses konseling Islam yang dijalani oleh Mbak Erma.
D. Manfaat Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian ini manfaat yang diperoleh, antara lain:
1. Manfaat Teoritis
Mengkaji atau mengupas habis problem yang terjadi pada diri seorang waria dan bagaimana cara aktualisasi diri yang dilakukan oleh seorang waria dalam usaha perbaikan jatidiri dan mendapatkan pengakuan dari masyarakat secara penuh atas tidakannya yang sudah tidak patologis lagi.
Pengkajian konseling Islam terhadap aktualisasi diri bagi kaum waria pada ludruk dan campursari di kecamatan X dalam usaha mengaktualisasikan potensi diri bagi kaum waria yang ada di kecamatan sekitarnya khususnya dan bagi kaum waria yang bertempat tinggal dilain daerah pada khususnya.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber informasi dalam rangka pembangunan aktualisasi diri bagi kaum waria dengan pendekatan konseling Islam. Dan juga informasi tersebut diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan dalam menentukan tindakan.
Begitu juga bermanfaat bagi penulis karena informasi yang diberikan oleh informan dapat mampu memberikan wacana serta wawasan dan juga dengan mudah terselesainya karya tulis untuk memenuhi prasyarat terakhir program strata satu.
E. Definisi Konsep
1. Bimbingan Konseling Islam
Bimbingan konseling Islam adalah proses pemberian bantuan kepada seseorang atau sekelompok orang yang sedang mengalami kesulitan lahir batin dalam menjalankan tugas-tugas hidupnya dengan menggunakan pendekatan agama, yakni dengan membangkitkan kekuatan getaran batin (Iman) di dalam dirinya untuk mendorongnya mengatasi masalah yang dihadapinya.
2. Aktualisasi Diri
Aktualisasi diri adalah kebutuhan naluriah pada manusia untuk melakukan yang terbaik dari yang dia bisa. Istilah ini digunakan dalam berbagai teori psikologi, seperti oleh Kurt Goldstein, Abraham Maslow , dan Carl Rogers. Goldstein adalah ahli yang pertama melihat bahwa kebutuhan ini menjadi motivasi utama manusia, sementara kebutuhan lainnya hanyalah manifestasi dari kebutuhan tersebut. Namun yang membuat istilah ini lebih mengemuka adalah teori Maslow tentang hirarki kebutuhan, yang menganggapnya sebagai tingkatan tertinggi dari perkembangan psikologis yang bisa dicapai bila semua kebutuhan dasar sudah dipenuhi dan pengaktualisasian seluruh potensi dirinya mulai dilakukan.
3. Waria
Waria (wanita pria) yang marak disebut di kalangan masyarakat dengan panggilan bencong, banci, wadham3, wandu, bences merupakan nama-nama panggilan bagi seorang wanitapria yaitu seorang laki-laki yang bergaya dan bersikap seperti layaknya seorang perempuan, tapi postur tubuh dan karakter otot masih tetap seperti pria pada umumnya.
Dengan demikian bahwasannya konseling Islam dalam menyikapi aktualisasi diri waria adalah memberikan bantuan berupa dorongan moral kepada pribadi yang bermasalah yang mempunyai niat untuk merealisasikan dirinya, atau pribadinya yang dianggap menyimpang atas dasar norma dan hukum. Agar menjadi pribadi yang wajar dan dapat diterima oleh masyarakat.
F. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan dalam skripsi ini dibagi menjadi lima bab dengan urutan sebagai berikut:
Bab Pertama. Pendahuluan yang berisi tentang: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi konsep, sistematika pembahasan.
Bab Kedua. Mengenai kerangka teoritik yang berisi tentang: pertama, kajian pustaka dengan item-item terdiri atas: konseling Islam, meliputi; pengertian, tujuan dan fungsi, unsur -unsur dan langkah-langkah konseling Islam. Aktualisasi diri, waria, langkah-langkah aktualisasi diri waria, tindakan patologis waria merupakan masalah. Kedua, telaah kepustakaan. Ketiga, penelitian terdahulu yang relevan.
Bab Ketiga. Bab ini merupakan bab yang menerangkan tentang metode penelitian yang digunakan dan meliputi pendekatan penelitian, jenis penelitian, wilayah penelitian, jenis dan sumber data, tahapan penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisa data, dan keabsahan data.
Bab Empat. Berisi tentang: setting penelitian; deskripsi umum lokasi penelitian (kediaman seorang waria, wilayah administrasi kecamatan X, peta sebagian data kekuatan kecamatan X, batas wilayah penelitian, sejarah se kilas mengenai Ludruk Budhi Wijaya), deskripsi objek penelitian (deskripsi koselor, deskripsi klien, deskripsi masalah). Penyajian data (deskripsi data tentang faktor yang mempengaruhi Mbak Erma untuk menjadi seorang waria desa X, kecamatan X, kabupaten X, deskripsi data tentang problem yang dihadapi Mbak Erma setelah berkepribadian sebagai seorang waria, deskripsi data tentang proses konseling Islam yang dijalankan oleh Mbak Erma dalam rangka aktualisasi diri).
Analisis data (analisis data tentang faktor yang mempengaruhi kepribadian seorang waria desa X, kecamatan X, kabupaten X, analisis data tentang problem yang dihadapi seorang waria desa X, kecamatan X, kabupaten X, analisis data tentang proses aktualisasi diri seorang waria desa X, kecamatan X, kabupaten X).
Bab Lima. Penutup yang terdiri atas kesimpulan yang merupakan jawaban-jawaban dari rumusan masalah, kemudian dilajutkan dengan saran-saran yang sesuai dengan tujuan dari pembahasan skripsi ini.
Lampiran-lampiran