(Kode PENDMIPA-0019) : Studi Komparasi Pendekatan Konstruktivisme Metode Inkuiri, Demonstrasi Dan Konvensional Ditinjau Dari Prestasi Belajar Biologi Siswa
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan IPTEK sekarang ini menuntut adanya perbaikan pada sistem pendidikan nasional dimana sampai saat ini kualitas dan kuantitas pendidikan tetap menjadi masalah yang paling menonjol dalam usaha pembaharuan sistem pendidikan nasional. Berbagai upaya telah dilakukan Pemerintah untuk mengatasi masalah tersebut khususnya dalam lingkungan Sekolah Menengah Atas (SMA), antara lain: pembaharuan kurikulum, penyediaan perpustakaan, penyediaan laboratorium serta pemberian beasiswa kepada siswa. Atas dasar ini diberlakukan Kurikulum 2004 yang memberi penekanan pada pencapaian kompetensi dan pembekalan kecakapan hidup bagi peserta didik melalui pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Pendidikan yang berbasis kompetensi adalah pendidikan yang menekankan pada kemampuan yang harus dimiliki oleh lulusan suatu jenjang pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang mencakup komponen pengetahuan, keterampilan, kecakapan, kemandirian, kreativitas, kesehatan, akhlak, ketaqwaan dan kewarganegaraan (Kompetensi Dasar dan silabus Biologi SMU, 2002:1)
Pendidikan di sekolah pada dasarnya merupakan proses kegiatan belajar mengajar yaitu terdapatnya interaksi antara siswa dan guru. Belajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subyek yang menerima pelajaran dan mengajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan guru sebagai pengajar. Kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar dan efektif apabila seluruh komponen yang berpengaruh di dalamnya saling mendukung. Komponen-komponen dalam mengajar tersebut antara lain: tujuan, materi, guru, metode, waktu yang tersedia, perlengkapan pengajaran dan evaluasi pembelajaran (Oemar Hamalik, 2001:54)
SMA Negeri X merupakan salah satu SMA favorit di Kabupaten X. Di sekolah ini sudah menerapkan sistem KBK sejak 2 tahun terakhir. Namun pelaksanaannya belum secara mutlak, hal ini disebabkan karena adanya beberapa kendala yang dihadapi antar lain: belum adanya sarana dan prasarana yang memadai, kurangnya pengalaman para guru tentang pelaksanaan KBK serta kondisi siswa sendiri. Di dalam KBK, seharusnya dilaksanakan dengan sistem student centerd (proses pembelajaran dimana seluruh kegiatan pembalajaran berpusat pada siswa) dimana guru hanya berperan sebagai motivator dan fasilitator. Namun, guru-guru Biologi di SMA Negeri X belum menerapkan sistem student centered secara menyeluruh untuk semua materi pelajaran, guru hanya menerapkan sistem ini untuk materimateri pelajaran tertentu saja. Guru masih menggunakan sistem teacher centered yang berupa ceramah. Ini dilakukan karena guru lebih berorientasi pada pencapaian materi yang padat dan harus diselesaikan dalam waktu yang cukup singkat.
Dengan metode ceramah yang diterapkan ini, kegiatan belajar mengajar lebih banyak berpusat pada guru dan kurang melibatkan aktivitas siswa. Guru hanya memberikan ceramah di depan kelas dan memberikan tugas untuk mengerjakan soal-soal LKS saja tanpa melibatkan aktivitas siswa. Dengan metode pembelajaran yang digunakan ini menyebabkan kurang adanya interaksi edukatif antara guru dan siswa. Bila dijejali dengan materi secara terus menerus siswa akan mengantuk, bosan dan siswa cenderung ramai. Kebosanan ini pada akhirnya akan melemahkan motivasi dan minat belajar siswa.
Banyak siswa yang menganggap bahwa Biologi adalah mata pelajaran yang sulit dan hanya dapat dipelajari dengan cara dihafalkan. Siswa hanya menghafalkan fakta, prinsip dan teori yang disampaikan oleh guru tanpa berusaha untuk menemukan, mengembangkan, serta menerapkan ide-ide yang ada dalam pikiran mereka. Siswa cenderung bersikap pasif. Dengan cara yang seperti ini, siswa akan kurang dapat memahami maksud dan isi dari pelajaran yang diterimanya. Rendahnya pemahaman konsep siswa terhadap materi pelajaran biologi ini mengakibatkan rendahnya nilai rata-rata kelas yang diperoleh pada ujian semester ganjil. Nilai rata-rata kelas yang diperoleh adalah 60 sedangkan batas tuntas yang seharusnya dicapai adalah 61. Ini membuktikan bahwa masih ada siswa yang belum mencapai ketuntasan untuk mata pelajaran Biologi.
Berdasarkan permasalahan di atas, solusi yang dapat dilakukan oleh guru untuk memperbaiki proses pembelajaran adalah dengan menggunakan pendekatan dan metode belajar yang tepat. Tidak ada satupun pola pendekatan dan metode pembelajaran yang dapat dianggap paling baik diantara pola pendekatan dan metode pembelajaran yang lain, karena masing-masing mempunyai karakteristik tertentu dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Pendekatan dan metode pembelajaran tertentu kemungkinan baik untuk materi, situasi, dan kondisi tertentu, namun kemungkinan dapat juga kurang tepat untuk keadaan yang lain.
Penerapan metode pembelajaran yang efektif merupakan salah satu upaya untuk memecahkan berbagai masalah pendidikan yang ada, antara lain: rendahnya pemahaman konsep, kecenderungan siswa menghafal materi pelajaran, kurangnya aktivitas siswa dalam pembelajaran serta kebosanan siswa dengan metode ceramah yang dilakukan oleh guru. Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan adalah pola pendekatan konstruktivisme. Menurut teori belajar Konstruktivisme di sekolah bahwa pengetahuan tidak boleh dipindahkan dari guru kepada siswa dalam bentuk yang serba sempurna (Paul Suparno, 1997: 13).
Siswa perlu membina konsep dan pengetahuan yang diberikan guru menjadi konsep dan pengetahuan yang bermakna melalui pengalaman awal yang dimiliki oleh masing-masing siswa. Oleh karena itu, untuk belajar siswa tidak hanya mengasimilasikan konsep dan pengetahuan tapi harus mengakomodasikan, mengembangkan dan memodifikasi konsep yang sudah ada. Banyak cara pembelajaran di sekolah yang didasarkan pada teori konstruktivisme seperti CBSA, dimana ini merupakan suatu cara yang menekankan peranan siswa dalam membentuk struktur pengetahuannya sedangkan guru lebih berperan sebagai fasilitator yang membantu keaktifan siswa dalam pembentukan pengetahuannya. Penelitian ini akan menerapkan pendekatan konstruktivisme dengan metode pembelajaran inkuiri dan demonstrasi di dalam proses pembelajaran Biologi SMA. Pada kelompok perlakuan dilaksanakan pembelajaran pendekatan konstruktivisme dengan metode inkuiri dan metode demonstrasi sedang pada kelompok kontrol dilaksanakan pembelajaran dengan metode konvensional.
Mulyani Sumantri (2001: 133) menyatakan bahwa metode demonstrasi merupakan suatu cara penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada peserta didik suatu proses, situasi/benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang dipertunjukkan oleh guru/sumber belajar lain yang memahami/ahli dalam topik bahasan yang harus didemonstrasikan. Sedangkan metode Inkuiri atau metode penemuan merupakan metode yang diperkenalkan pada guru bersamaan dengan meluasnya CBSA. Metode ini menyajikan pelajaran yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan informasi dengan atau tanpa bantuan guru.
Pengubahan model pembelajaran terutama dimaksudkan untuk meningkatkan hasil belajar baik dari segi kognitif, afektif dan psikomotorik siswa terutama pada mata pelajaran Biologi. Aspek kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang meliputi enam aspek yaitu: pengetahuan/ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.
Aspek afektif berkenaan dengan sifat yang meliputi lima aspek, yaitu: penerimaan, jawaban/reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi. Aspek psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak yang terdiri dari enam aspek yaitu: gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan konseptual, keharmonisan/ketepatan, gerakan keterampilan kompleks dan gerakan ekspresif serta interpretatif. Bertolak dari latar belakang masalah yang telah diuraikan dimuka, maka diambil judul: STUDI KOMPARASI POLA PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DENGAN METODE INKUIRI DAN DEMONSTRASI DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA.
B. Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut:
1. Adanya anggapan siswa bahwa Biologi merupakan mata pelajaran yang hanya dapat dipahami dengan cara menghafal
2. Kurang aktifnya siswa dalam mengikuti proses pembelajaran Biologi akibat dari metode ceramah yang diterapkan oleh guru
3. Kebosanan yang dialami siswa dengan metode ceramah yang diterapkan guru
4. Penerapan pola pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme dengan metode inkuiri dan demonstrasi pada mata pelajaran Biologi kemungkinan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
B. Pembatasan Masalah
1. Subyek penelitian Subyek penelitian adalah siswa kelas X SMA Negeri X
2. Obyek penelitian
a. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan konstruktivisme dengan metode inkuiri, demonstrasi dan konvensional
b. Prestasi belajar Biologi siswa yang meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor
D. Perumusan Masalah
Agar penelitian lebih terarah sesuai dengan pembatasan masalah yang telah ditentukan, maka perumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Adakah perbedaan prestasi belajar yang dicapai antara siswa yang diberi pendekatan konstruktivisme metode Inkuiri, pendekatan konstruktivisme metode demonstrasi dan siswa yang diberi metode konvensional?
2. Apakah penggunaan pendekatan konstruktivisme metode inkuiri, demonstrasi dan konvensional baik digunakan dalam pembelajaran Biologi siswa kelas X SMA Negeri X pada materi pokok Bioteknologi?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui adanya perbedaan prestasi belajar yang dicapai antara siswa yang diberi pendekatan konstruktivisme metode inkuiri, pendekatan konstruktivisme metode demonstrasi dan siswa yang diberi metode konvensional.
2. Untuk mengetahui bahwa pendekatan konstruktivisme metode inkuiri lebih baik digunakan daripada metode demonstrasi dalam pembelajaran Biologi siswa kelas X SMA Negeri X pada materi pokok Bioteknologi.
3. Untuk mengetahui bahwa pendekatan konstruktivisme metode inkuiri lebih baik digunakan daripada metode konvensional dalam pembelajaran Biologi siswa kelas X SMA Negeri X pada materi pokok Bioteknologi.
4. Untuk mengetahui bahwa pendekatan konstruktinisme metode demonstrasi lebih baik digunakan daripada metode konvensional dalam pembelajaran Biologi siswa kelas X SMA Negeri X pada materi pokok Bioteknologi
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:
1. Sebagai bahan masukan bagi guru dalam memilih pola pendekatan dan metode pembelajaran Biologi yang sesuai dengan karakteristik siswa serta kondisi lingkungan belajar
2. Memberikan latihan pada siswa untuk menemukan konsep dan prinsip dengan pembelajaran bermakna (meaningful learning) agar tidak mudah terlupakan, sehingga dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran Biologi
3. Memberikan sumbangan pemikiran tentang pentingnya memilih dan menerapkan pola pendekatan dan metode pembelajaran dalam proses pembelajaran Biologi agar lebih menarik dan diminati siswa yang pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa