TESIS PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING DENGAN SOFTWARE COMPUTER ALGEBRAIC SYSTEM (CAS) TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

(KODE : PASCSARJ-0041) : TESIS PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING DENGAN SOFTWARE COMPUTER ALGEBRAIC SYSTEM (CAS) TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat sekarang ini, menyebabkan semakin berkembangnya dunia pendidikan. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam menciptakan manusia berkualitas. Sesuai dengan fungsi Pendidikan Nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. (UU RI No. 20 Tahun XXXX)
Menurut Laporan The Third International Mathematics and Science Study (IEA, XXXX) yang menyatakan bahwa di antara 38 negara peserta, prestasi siswa Indonesia pada urutan ke-33 untuk IPA dan ke-34 untuk Matematika. Kemampuan lainnya ditunjukkan melalui data UNESCO (XXXX) tentang peringkat Indeks Pengembangan Manusia (Human Development Index), yaitu komposisi dari peringkat pencapaian pendidikan, kesehatan, dan penghasilan per kepala yang menunjukkan bahwa indeks pengembangan manusia Indonesia semakin menurun. Di antara 174 negara di dunia, Indonesia menempati urutan ke-102 pada tahun XXXX, ke-99 pada tahun XXXX, ke-107 pada tahun XXXX, dan ke-109 pada tahun XXXX. Data yang dilaporkan The World Economic Forum, Swedia (XXXX), menunjukkan bahwa Indonesia memiliki daya saing yang rendah, yaitu menduduki urutan ke-37 dari 57 negara yang disurvei di dunia. Sementara itu, hasil pengukuran daya serap kurikulum secara nasional oleh Direktorat Pendidikan tahun XXXX/XXXX menunjukkan bahwa rata-rata daya serap kurikulum secara nasional masih rendah, yaitu 5,1 untuk lima mata pelajaran, termasuk mata pelajaran matematika.
Jika dianalisis penyebab bisa dari siswa, guru, sarana dan prasarana maupun model pembelajaran yang digunakan. Motivasi siswa yang rendah, kinerja guru yang kurang baik dapat juga sebagai penyebab kurang berhasilnya pembelajaran. Proses pembelajaran yang kurang ditunjukkan dengan kurang aktifnya siswa dalam berinteraksi dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka pembelajaran matematika tidak boleh diartikan hanya terdapat keharusan menyampaikan konsep, prinsip, hukum dan teori tetapi juga harus menekankan bagaimana cara untuk memperoleh konsep, prinsip, hukum, dan teori tersebut. Agar dapat memperoleh konsep, prinsip, hukum dan teori dengan baik maka siswa perlu dilatih untuk mampu mengamati, mengelompokkan, menafsirkan, meramalkan, meneliti dan mengkomunikasikan.
Guru dalam proses belajar untuk meningkatkan prestasi belajar siswa seharusnya tidak hanya memiliki kemampuan mengembangkan ilmu pengetahuan saja, tetapi lebih pada memiliki kemampuan untuk melaksanakan pembelajaran yang menarik dan bermakna bagi siswa. Menurut Sugiyanto (XXXX) tugas seorang guru adalah menjadikan pelajaran yang sebelumnya tidak menarik menjadikan menarik, yang dirasakan sulit menjadi mudah, yang tadinya tak berarti menjadi bermakna. Peran guru dalam pembelajaran diharapkan dapat dilaksanakan secara optimal sebagai sumber belajar, fasilitator, pengelola demonstrator, pembimbing, motivator dan evaluator.
Model atau strategi pembelajaran yang dikembangkan para ahli dalam usaha mengoptimalkan hasil belajar siswa. Diantaranya adalah Model Pembelajaran Quantum Learning. DePorter dkk (XXXX) Quantum Learning adalah Orkestrasi bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan sekitar momen belajar. Interaksi-interaksi ini mencakup unsur-unsur belajar efektif yang mempengaruhi kesusksesan siswa. Interaksi-interaksi ini dapat mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi siswa sendiri dan orang lain. Menurut Sugiyanto (XXXX) Tujuan jangka panjang kegiatan pembelajaran adalah membantu siswa mencapai kemampuan secara optimal untuk dapat belajar lebih mudah dan efektif di masa datang. Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman pembelajaran dalam segala kegiatan proses aktivitas pembelajaran dan media pembelajaran yang digunakan.
Salah satu media pembelajaran untuk mengatasi menurunnya prestasi belajar matematika, dengan media pembelajaran modern yang sangat populer digunakan dalam dunia pendidikan adalah komputer. Komputer digunakan sebagai salah satu pilihan penggunaan media pendidikan yang sifatnya dapat mengakses berbagai macam data. Palgunadi (XXXX) menyebutkan bahwa Software Computer Algebraic System (CAS) adalah perangkat lunak yang mampu menghitung (secara numeric atau simbolik) berdasarkan kaidah matematika dan dapat menghubungkan mata pelajaran dengan situasi dunia nyata. Komputer mempunyai kemampuan yang tinggi sekali untuk pengajaran, lebih-lebih dalam hal pengukuran dan pemberian tes yang merupakan bagian dari pengajaran. Berbagai kemudahan dengan fasilitas yang ada di dalamnya dapat memotivasi siswa untuk belajar. Fasilitas yang ada dalam komputer diantaranya adalah media software Computer Algebraic Sistem. Sofware pembelajaran komputer ini sudah banyak didapatkan dan dapat dibuat melalui pelatihan-pelatihan. Dengan pembelajaran menggunakan software pembelajaran komputer ini siswa akan terlibat secara aktif dan belajar mandiri untuk mengamati di pokok bahasan Trigonometri.
Pokok bahasan trigonometri dianggap oleh sebagian siswa pelajaran yang sulit, banyak rumus-rumus yang harus dihafal sehingga nilai prestasi dalam pokok bahasan trigonometri banyak yang menurun.

B. Identifikasi Masalah
Suatu kegiatan belajar mengajar hendaknya menggunakan model yang sesuai dengan pengajaran dan materi yang diajarkan. Pembelajaran dengan berbagai model mengajar telah diterapkan selama ini ternyata memungkinkan munculnya berbagai masalah. Di antara masalah-masalah yang mungkin muncul dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
1. Rendahnya prestasi belajar matematika siswa, ada kemungkinan disebabkan oleh model pembelajaran yang dilakukan guru. Terkait dengan hal tersebut muncul permasalahan yang menarik untuk diteliti, yaitu apakah pemilihan model pembelajaran yang sesuai dan tepat oleh guru dapat meningkatkan kualitas hasil belajar matematika siswa.
2. Pembelajaran yang selama ini berjalan masih bersifat pembelajaran strukturalistik : guru memimpin, subyek-subyek terpisah, mengingat- menghafal, motivasi eksternal (nilai), tergantung aturan-aturan otokritik, terpisah sekolah terpisah dari kehidupan nyata, memperlakukan setiap siswa secara merata. Terkait dengan hal ini, dapat diteliti bagaimana merancang model pembelajaran menyenangkan dengan media pembelajaran, sehingga meningkatkan prestasi belajar matematika.
3. Suatu model pembelajaran yang digunakan oleh guru belum tentu efektif untuk semua siswa. Bisa jadi model pembelajaran tersebut efektif untuk siswa yang mempunyai motivasi belajar siswa tinggi tetapi tidak efektif untuk siswa yang mempunyai motivasi belajar siswa sedang dan rendah atau pun sebaliknya. Terkait dengan hal tersebut, perlu diteliti apakah pengaruh model pembelajaran Quantum Learning dengan software Computer Algebraic System (CAS) terhadap prestasi belajar ditinjau dari motivasi belajar siswa SMA Kabupaten X.

C. Pemilihan Masalah
Suatu penelitian tidak mungkin dilakukan dengan banyak pertanyaan penelitian dalam waktu yang sama. Oleh karena itu dalam penelitian ini, peneliti hanya ingin melakukan penelitian yang terkait dengan permasalahan ketiga, yaitu yang terkait dengan model pembelajaran yang menyenangkan dengan media pembelajaran sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar matematika.

D. Pembatasan Masalah
Dari masalah diatas, ada dua hal yang perlu dipersoalkan. Hal pertama adalah model pembelajaran dan yang kedua motivasi belajar siswa. Untuk penelitian ini akan diteliti pengaruh model pembelajaran matematika dan motivasi siswa terhadap prestasi pokok bahasan trigonometri. Agar penelitian dapat dijalankan dengan baik, maka dilakukan pembatasan-pembatasan sebagai berikut :
1. Penelitian dilakukan di SMA Negeri 2 X, SMA Negeri 1 Y, SMA Negeri 1 Z dan SMA Negeri 1 R pada tahun ajaran XXXX/XXXX semester genap.
2. Karakteristik sekolah yang dilihat adalah berdasarkan hasil prestasi Ujian Nasional Tahun pelajaran XXXX/XXXX yaitu tinggi, sedang dan rendah.
3. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran Quantum Learning dengan software Computer Algebraic System (CAS) dan model pembelajaran matematika strukturalistik. Model pembelajaran Quantum Learning dengan software Computer Algebraic System (CAS) adalah pendekatan pembelajaran yang membuat situasi pembelajaran menyenangkan menghubungkan mata pelajaran dengan situasi dunia nyata. Sedangkan model pembelajaran Strukturalistik adalah yaitu seorang guru aktif mengajarkan matematika kemudian memberi contoh dan latihan, siswa berfungsi pendengar, mencatat dan mengerjakan latihan yang diberikan guru.
4. Penggunaan media software komputer dalam pembelajaran matematika dibatasi pada materi yang sesuai dengan menggunakan Computer Algebraic System yang telah ada dan program tersebut siap pakai salah satunya dengan program Maple.
5. Hasil belajar matematika siswa dibatasi kemampuan siswa dalam mengerjakan seperangkat soal latihan pada materi Trigonometri untuk siswa kelas X semester genap tahun pelajaran XXXX/XXXX.

E. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Apakah prestasi belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran Quantum Learning dengan software Computer Algebraic System lebih baik dari pada prestasi belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran strukturalistik ?
2. Apakah prestasi belajar siswa yang mempunyai motivasi tinggi lebih baik dari pada prestasi belajar siswa yang motivasi sedang atau rendah dan apakah prestasi belajar siswa yang mempunyai motivasi sedang lebih baik dari pada prestasi belajar siswa yang mempunyai motivasi rendah ?
3. Pada masing-masing klasifikasi motivasi siswa, apakah model pembelajaran Quantum Learning dengan software Computer Algebraic System lebih baik dari pada model pembelajaran strukturalistik pada prestasi belajar siswa ?

F. Tujuan Penelitian
Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1. Apakah penggunaan model pembelajaran Quantum Learning dengan software Computer Algebraic System (CAS) dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan trigonometri menghasilkan prestasi yang lebih baik dibandingkan menggunakan model pembelajaran strukturalistik terhadap hasil belajar matematika.
2. Manakah yang memberikan prestasi yang lebih baik, antara siswa yang mempunyai motivasi tinggi, sedang dan rendah dalam mempelajari pokok bahasan trigonometri.
3. Apakah ada interaksi antara penggunaan model pembelajaran dan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika pada pokok bahasan trigonometri.

G. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Memberikan informasi kepada guru atau calon guru matematika tentang penggunaan model pembelajaran matematika dengan model pembelajaran
Quantum Learning dengan software Computer Algebraic System (CAS) dalam meningkatkan prestasi belajar matematika siswa.
2. Memberikan informasi tentang pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar matematika siswa.
3. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi peneliti sejenis.

Postingan terkait: