SKRIPSI PENERAPAN METODE MONTESSORI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PSIKOMOTORIK ANAK PRASEKOLAH DI TK X

(KODE PEND-AIS-0038) : SKRIPSI PENERAPAN METODE MONTESSORI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PSIKOMOTORIK ANAK PRASEKOLAH DI TK X



BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah
Masalah pendidikan adalah masalah yang penting dalam kehidupan, bukan saja sangat penting bahkan masalah pendidikan itu sama sekali tidak dipisahkan dari kehidupan, baik dalam kehidupan keluarga maupun kehidupan bangsa dan negara. Bahkan maju mundurnya suatu bangsa sebagian besar ditentukan oleh maju mundurnya pendidikan di negara itu.
Pendidikan dalam arti luas berarti suatu proses untuk mengembangkan semua aspek kepribadian manusia, yang mencakup pengetahuannya, nilai dan sikapnya, serta keterampilannya. Pendidikan pada hakekatnya mencakup kegiatan mendidik, mengajar dan melatih. Istilah mendidik menunjukkan usaha yang lebih ditujukan pada pengembangan budi pekerti, hati nurani, semangat, kecintaan, rasa kesusilaan, ketaqwaan dan lain-lain. Istilah mengajar berarti memberi pelajaran tentang ilmu yang berdampak bagi perkembangan kemampuan intelektual manusia. Para ahli pendidikan Islam telah sepakat bahwa maksud dari pendidikan dan pengajaran bukanlah memenuhi otak anak didik dengan segala macam ilmu yang belum mereka ketahui, tetapi maksudnya ialah mendidik akhlak dan jiwa mereka, menanamkan rasa fadhilah (keutamaan), membiasakan mereka dengan kesopanan yang tinggi, mempersiapkan mereka untuk suatu kehidupan yang suci seluruhnya ikhlas dan jujur. Maka tujuan pokok dan terutama dari pendidikan Islam ialah mendidik budi dan pekerti dan pendidikan jiwa.
Anak merupakan bibit penerus pembangunan dan sebagai generasi muda yang saat ini berada pada masa prasekolah (4-6 tahun) yang pada tahun 2020 mereka akan beranjak dewasa, pada masa itu dipahami sebagai era globalisasi. Suatu era persaingan bebas di berbagai hal dengan segala dampak positif dan negatifnya. Oleh karena itu dalam rangka menyongsong era globalisasi tersebut harus ada kepedulian terhadap potensi anak sejak dini. Anak harus dipersiapkan secara mantap baik dari segi fisik maupun mental yang dilandasi oleh keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Pendidikan pada anak prasekolah merupakan kegiatan pendidikan yang dimaksudkan sebagai usaha untuk mengembangkan seluruh segi kepribadian anak didik dalam rangka menjembatani antara pendidikan keluarga ke pendidikan sekolah. Namun demikian pendidikan prasekolah atau taman kanak-kanak merupakan tempat belajar dan bermain yang menyenangkan bagi anak. Dalam UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas dijelaskan bahwa pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk taman kanak-kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA) atau bentuk lain yang sederajat, sedangkan pendidikan anak usia dini pada jalur nonformal berbentuk kelompok bermain (KB), taman penitipan anak (TPA) atau berbentuk lain yang sederajat. Sedangkan pendidikan bagi anak prasekolah khususnya pendidikan taman kanak-kanak (TK) merupakan wadah untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak didik sesuai dengan sifat-sifat alami anak. Sedangkan yang dimaksud dengan taman kanak-kanak (TK) adalah salah satu bentuk pendidikan prasekolah yang menyediakan program pendidikan dini bagi anak usia empat tahun sampai memasuki pendidikan dasar.
M. Al-Athiya Al-Abrasyi mengutip dari Nabi Muhammad SAW mengenai pendidikan anak, selalu menganjurkan kepada kita semua untuk selalu mempersiapkan anak-anak kita dalam menyongsong masa depan yang akan datang. Beliau bersabda :
Artinya : "Didiklah Anak-anakmu, mereka itu dijadikan buat menghadapi masa yang lain dari masa kamu".
Masa kanak-kanak adalah masa yang peka untuk menerima macam-macam rangsangan dari lingkungan dan banyak berpengaruh bagi perkembangan jasmani dan rohaninya, serta untuk menentukan keberhasilan anak didik dalam mengikuti pendidikan dikemudian hari.
Pembelajaran merupakan kegiatan yang memberikan kontribusi besar terhadap proses pembentukan pribadi anak. Proses pembinaan secara efektif dan intensif melalui proses internalisasi nilai-nilai ajaran Islam secara bertahap ke dalam pribadi anak yang berlangsung sesuai dengan tingkat perkembangannya, yang dilakukan oleh guru lewat pembelajaran tersebut. Pembelajaran juga sebagai upaya untuk membelajarkan anak didik. Dalam definisi ini terkandung makna adanya upaya pemikiran dan penggunaan pendekatan dan metode yang tepat agar tujuan pembelajaran yang telah diterapkan sebelumnya dapat tercapai dengan benar. Sedangkan metode sendiri artinya cara yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan, makin tepat memilih suatu metode akan dapat diharapkan makin efektif pula pencapaian tujuannya tersebut, khususnya dalam bidang pengajaran di sekolah. Kenyataannya telah menunjukkan bahwa manusia dalam segala hal selalu berusaha mencari efisiensi-efisiensi kerja dengan jalan memilih dan menggunakan suatu metode yang dianggap terbaik untuk mencapai tujuannya. Demikian pula halnya dalam lapangan pengajaran di sekolah, para pendidik berusaha memilih metode pengajaran yang setepat-tepatnya yang dipandang lebih efektif daripada metode-metode lainnya, sehingga kecakapan dan pengetahuan yang diberikan oleh guru itu benar-benar menjadi milik murid.
Pada prinsipnya pengungkapan hasil belajar yang ideal meliputi ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa. Namun demikian, pengungkapan pembahasan tingkah laku seluruh ranah ini khususnya ranah psikomotorik, alangkah baiknya menggunakan metode yang lebih mengutamakan ranah psikomotorik untuk anak prasekolah, mengingat kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang kompleks, maka hampir tidak mungkin untuk menunjukkan dan mensimpulkan bahwa suatu metode belajar mengajar tertentu lebih unggul daripada metode belajar mengajar yang lainnya, dalam usaha mencapai semua tujuan, oleh semua guru, untuk semua murid dalam situasi dan kondisi dan untuk selamanya.
Banyak metode untuk belajar yang telah diterapkan di sekolah, tetapi untuk anak prasekolah metode yang dapat diterapkan atau untuk masa-masa 4-6 tahun adalah metode pembelajaran Montessori, yang dianggap dapat membantu untuk mengembangkan pola-pola pikir dan kreativitas anak. Metode pembelajaran Montessori adalah metode pembelajaran yang dalam prakteknya lebih menekankan pada tiga bagian, yaitu pendidikan berdasarkan dengan motorik, sensorik dan bahasa, sedangkan pendidikan yang diberikan pada tahun-tahun pertama kehidupan anak sangat penting karena masa-masa tersebut masa formatif, terutama fisik dan mental.
Metode Montessori ini diperuntukkan bagi anak usia prasekolah di mana anak lebih banyak bermain dalam kehidupannya, sehingga Montessori memberikan metode pembelajaran yang efektif bagi anak usia prasekolah yang bertujuan untuk memberikan stimulus-stimulus bagi kemampuan motorik anak dan mengasah kemampuan intelektual dan kontrol serta mempersiapkan anak untuk memasuki latihan yang lebih kompleks. Terkait dengan pembelajaran Montessori tersebut, maka diberikan latihan motorik melalui berbagai permainan yang dapat merangsang motorik anak.
Ketika anak memasuki prasekolah pada sekolah Montessori pada usia 2,5 tahun, latihan dasar dimulai dengan mengenal kehidupan praktis sehari-hari. Tujuannya memperkenalkan pendatang dan dalam ruang lingkup yang menyeluruh, menghargai sesama dan pekerjaan, serta menggunakan alat peraga dengan benar. Anak-anak selanjutnya diperkenalkan latihan penginderaan. Anak-anak diharapkan memiliki pengalaman nyata yang membantu pengembangan pikiran abstrak. Tidak ada batasan usia dalam memperkenalkan setiap latihan atau alat peraga, meskipun materi prasekolah Montessori ilmunya dipersingkat sesuai dengan perkiraan kemampuan anak di masing-masing usia.
Metode Montessori selalu melibatkan olah otak dan tubuh, kemudian pengalaman baru yang menjadi dasar pengetahuan, dari apa yang mereka lakukan merupakan pengalaman baru yang terletak di dalam otak dan mereka akan memprogram latihan tersebut berulang kali ke otak sehingga tugas menjadi baku dan dapat dikerjakan secara otomatis, dengan melatih keterampilan panca sensorimotor, alat peraga sensorik memungkinkan anak menerima pengetahuan dunia fisik dan membuat keputusan tentang berbagai kualitas, pengalaman sensorik adalah pertumbuhan intelektual. Penyempurnaan sensorik merupakan tujuan akhir, ketika anak meraba, melihat, merasakan, mendengarkan dan mencicipi, ia membuat kategori di otak untuk setiap sensorik baru.
Metode Montessori lebih mengutamakan motorik anak sehingga anak dapat memahami prinsip atau keterampilan yang dirancang sesuai dengan kemampuan anak, yang tidak memberatkan dan membebani, sehingga akan membuat anak prasekolah akan selalu semangat dan senang.
Dalam pembelajaran yang diterapkan sekolah TK X dengan menggunakan metode Montessori maka seorang guru memperkenalkan pembelajaran dikehidupan nyata melalui kegiatan-kegiatan yang bermanfaat untuk anak tersebut, di mana metode Montessori lebih mengutamakan motorik anak.
Berangkat dari latar belakang masalah di atas, maka peneliti akan melakukan penelitian data skripsi ini dengan judul "Penerapan Metode Montessori Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Psikomotorik Anak Prasekolah Di TK X".

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana penerapan metode Montessori di TK X?
2. Bagaimana kemampuan psikomotorik anak prasekolah di TK X?
Dari berbagai masalah yang di terangkan di atas, penulis membatasi pada upaya meningkatkan kemampuan psikomotorik anak prasekolah dalam penerapan metode Montessori.

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang dibahas adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui penerapan metode Montessori di TK X.
b. Untuk mengetahui psikomotorik anak prasekolah di TK X

D. Definisi Operasional
Definisi operasional variabel dalam hal ini adalah kata kunci yang berkaitan dengan variabel penelitian untuk menghindari perbedaan atau kurang jelasnya makna yang ditimbulkan.
1. Penerapan : pengenaan
2. Metode Montessori : cara atau ide sederhana berdasarkan nalar dan kebenaran, dimana metode ini pada dasarnya menitikberatkan pada usaha pemanfaatan kecenderungan serta kesanggupan murid dengan jalan menyediakan lingkungan yang menantang serta benda obyek indera yang bertujuan. Di dalam metode Montessori di sekolah TK X menyiapkan seorang anak untuk sanggup mengerjakan kegiatan yang dibimbing guru dengan melakukan kegiatan yang serupa dalam kehidupan sehari-hari.
3. Upaya : sesuatu yang dilakukan untuk meningkatkan suatu target yang dituju. Sesuatu yang dilakukan tersebut melalui metode Montessori dengan adanya bantuan dari seorang guru bisa meningkatkan kemampuan pada anak prasekolah.
4. Meningkatkan : Menaikkan, taraf, derajat, mempertinggi, memperhebat, mengangkat. Maksudnya membantu mengembangkan perkembangan psikomotorik anak prasekolah melalui metode Montessori.
5. Psikomotorik : dalam psikologi, maka motor diartikan sebagai istilah yang menunjukkan kepada hal, keadaan dan kegiatan yang melibatkan otot-otot juga gerakan-gerakannya, demikian pula kelenjar-kelenjar juga sekresinya (penyaluran cairan atau getah), berarti motor dapat pula dipahami sebagai segala keadaan yang meningkat atau menghasilkan stimulus atau rangsangan terhadap kegiatan-kegiatan organ-organ fisik. Maksudnya gerakan-gerakan olah otak, otot,saraf dapat membantu meningkatkan kemampuan psikomotorik dengan seorang anak mengamati baru menyimpan kegiatan dalam otak kemudian bertindak, mempraktekkan. Maka apa yang anak lakukan atau praktekkan itu sudah dikatakan berhasil membantu perkembangan psikomotoriknya.
6. Anak prasekolah : anak yang berusia 3-6 tahun.
Dapat dijelaskan bahwa maksud judul skripsi di atas adalah penerapan metode Montessori sebagai upaya meningkatkan kemampuan psikomotorik anak prasekolah di TK X. Di mana proses perkembangan anak yang dipandang memiliki keterkaitan tinggi dengan kegiatan belajar siswa, yakni proses perkembangan yang progressif dan berhubungan dengan perolehan aneka ragam keterampilan anak.

E. Metodologi Penelitian
Dalam suatu penelitian, metodologi menjadi sangat penting bagi seorang peneliti, ketepatan dalam menggunakan suatu metode akan dapat menghasilkan data yang tepat pula dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Adapun metode yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif, yaitu mengadakan penelitian pada konteks dari suatu kebutuhan sebagaimana adanya (alami) berdasarkan fakta empiris hanya dilakukan pembatasan dan interfensi oleh peneliti.
1. Jenis penelitian dan pendekatannya
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, yaitu berusaha memberikan data secara sistematis dan cermat tentang fakta-fakta aktual. Pendekatan kualitatif deskriptif yaitu berupa kata-kata tertulis atau lisan dan orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Sedangkan data kualitatif, yaitu pengumpulan data dengan cara gejala-gejala untuk memahaminya tidak mudah menggunakan alat ukur, melainkan dengan naluri dan perasaan. Dalam hal ini data yang dimaksud dalam kegiatan-kegiatan yang ada di sekolah dan situasi-situasi yang ada di sekolah.
2. Sumber Data
a. Kepustakaan (Library Research)
Adalah sumber data yang digunakan untuk mencari landasan teori tentang permasalahan yang diteliti dengan menggunakan literatur-literatur yang ada, baik dari buku, majalah, surat kabar, maupun dari internet yang ada hubungannya dengan teori pembahasan skripsi ini sebagai bahan landasan teori, utamanya menyangkut data tentang metode Montessori.
b. Penelitian Lapangan
Adalah sumber data yang diperoleh dari lapangan penelitian, yaitu mencari data dengan terjun langsung ke obyek penelitian untuk memperoleh data yang lebih konkrit yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, kemudian subyek penelitiannya guru dan siswa. Dalam pengumpulan data penulis menggunakan beberapa metode yang dianggap sesuai dengan permasalahan dan saling melengkapi antara metode satu dengan yang lain, adapun metode tersebut adalah :
1) Metode observasi (pengamatan)
Metode ini digunakan untuk mengamati fenomena yang diselidiki secara langsung, metode observasi adalah studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala alam dengan jalan pengamatan dan pencatatan. Maka dalam penelitian ini metode tersebut digunakan untuk melihat keadaan siswa, keadaan gedung, fasilitas, sarana dan prasarana pembelajaran yang ada di sekolah melalui wawancara, document.
2) Metode interview (wawancara)
Suatu metode pengumpulan data yang diperoleh dengan proses hanya jawab lisan, yang mana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik antara yang satu dengan yang lainnya. Dalam wawancara ini penulis mewancarai guru yang mengajar di TK X untuk dapat di ambil keterangannya mengenai keadaan siswa.
3) Metode Dokumentasi
Yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transaksi, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat, agenda dan lain-lain. Bisa juga hasil keahlian anak, metode dokumentasi merupakan metode yang tepat dan sesuai dalam memperoleh data sebagai sumber data dan bahan wacana dalam sebuah penelitian.
4) Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan merupakan data awal yang masih perlu diolah kembali. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pengolahan data sebagai berikut : c. Metode induktif
Yaitu metode yang mengulas fakta yang bersifat khusus atau bisa dikatakan suatu logika yang bertitik tolak dari khusus ke umum.
d. Metode deduktif
Yaitu suatu cara berpikir yang bertolak dari pertanyaan-pertanyaan yang bersifat khusus dengan memakai kaidah logika tertentu. Dalam penelitian ini untuk memperoleh deskripsi secara jelas, penulis berangkat dari sebuah konsep umum yaitu metode Montessori kemudian kami tarik pada kemampuan psikomotorik anak prasekolah.
e. Metode interpretasi
Yaitu suatu metode yang mempunyai logikanya sendiri. Tetapi logika argumentasi, maksudnya berbagai interpretasi yang diperoleh dari sebuah teks, bukan benar dan tidaknya tafsiran yang diberikan, tetapi argumentasinya yang di landaskan dalam memberikan penafsiran serta kedekatannya dengan fenomena yang terjadi dan berkaitan dengan teks tersebut yang menjadi titik perhatian.

F. Sistematika Pembahasan
Untuk mempermudah pemahaman dalam penulisan skripsi ini, maka perlu adanya penyusunan yang sistematika pembahasannya adalah sebagai berikut :
BAB I : Pendahuluan, di dalamnya berisi Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Definisi Operasional, Metodologi Penelitian dan Sistematika Pembahasan.
Bab II : Landasan teori, meliputi metode Pembelajaran Montessori, yang berisikan pengertian metode montessori, manfaat dan tujuan metode montessori, konsep metode montessori, prinsipprinsip metode montessori, kekurangan dan kelebihan metode montessori, serta biografi sosial Maria Montessori. Kemampuan psikomotorik, yang terdiri dari pengertian psikomotorik, proses perkembangan psikomotorik. Prinsip perkembangan psikomotorik, urutan perkembangan psikomotorik, keterampilan psikomotorik. Dan penerapan metode montessori sebagai upaya meningkatkan kemampuan psikomotorik anak prasekolah di TK X.
Bab III : Laporan hasil penelitian, yang berisikan gambaran umum obyek penelitian, terdiri dari sejarah singkat berdirinya TK X, letak geografis dan denah TK X, visi misi dan struktur organiasi TK X, keadaan sarana dan prasarana. Penyajian data berisikan deskriptif penerapan metode montessori di TK X, deskripsi upaya meningkatkan kemampuan psikomotorik anak prasekolah di TK X, dan Analisis data.
BAB V : Penutup, kesimpulan dan saran.

Postingan terkait: