SKRIPSI EFEKTIVITAS METODE BERCERITA DENGAN BUKU CERITA BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSA KATA BAHASA INGGRIS UNTUK ANAK TK


(KODE : PG-PAUD-0015) : SKRIPSI EFEKTIVITAS METODE BERCERITA DENGAN BUKU CERITA BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSA KATA BAHASA INGGRIS UNTUK ANAK TK




BAB I 
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
Bahasa merupakan kebutuhan yang diperlukan oleh manusia sebagai sarana berkomunikasi dengan orang lain. Mustakim (2005 : 123) "Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi, hal ini dimaksudkan bahwa semua pernyataan pikiran, perasaan, dan kehendak seseorang kepada orang lain menggunakan bahasa".
Kemampuan berbahasa menjadi sebuah kebutuhan bagi anak TK, mereka dapat berkomunikasi dengan orang lain lewat bahasa yang ia pelajari dari proses mendengar dan melihat sehingga mereka dapat mengenal bahasa dan mengucapkan bahasa tersebut.
Menurut Depdiknas (2003 : 105) fungsi pengembangan bahasa bagi anak TK adalah : (a) Sebagai alat untuk berkomunikasi dengan lingkungan. (b) Sebagai alat untuk mengembangkan kemampuan intelektual anak. (c) Sebagai alat untuk mengembangkan ekspresi anak. (d) Sebagai alat untuk menyatakan perasaan dan buah pikiran kepada orang lain.
Terkait bahwa bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi dengan lingkungan, maka perkembangan bahasa sejalan dengan bagaimana lingkungan memberikan pengetahuan tentang berbagai bahasa yang mereka temui setiap hari. Melalui kegiatan menonton TV, bermain dan ketika mengikuti proses pembelajaran di sekolah mereka mengenal ada bermacam-macam bahasa, seperti bahasa daerah, bahasa Indonesia bahkan bahasa asing.
Kemampuan anak untuk mengetahui dan menguasai bahasa asing menjadi sebuah kebutuhan, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat sebagian besar bersumber dari negara-negara asing, oleh karenanya pembelajaran bahasa asing, dalam hal ini bahasa Inggris telah diperkenalkan kepada anak dari SD. Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan agar bahasa Inggris diperkenalkan sejak dari sekolah dasar. Hal ini ditetapkan di dalam lampiran I Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 22 tahun 2006, tentang standar kompetensi dan kompetensi dasar bahasa Ingris untuk SD.
Pada kenyataannya bahasa Inggris tidak hanya diberikan kepada anak SD tetapi juga di Taman Kanak-Kanak, karena didorong oleh keyakinan bahwa anak usia TK merupakan usia emas, saat yang tepat untuk anak-anak menyerap berbagai informasi dan mempelajari berbagai kemampuan.
"Penelitian yang dilakukan oleh sekelompok ahli neurosains di Eropa menyatakan bahwa proses mempelajari bahasa asing mengubah anatomi otak. "Grey area" yaitu bagian otak yang mengolah informasi, dalam proses ini berkembang seperti layaknya pembentukan otot dalam sebuah latihan badan, dengan kata lain, otak diajak "berolahraga" dengan belajar bahasa asing". Dydy (2005 : 1).
Hubungan antara belajar bahasa asing dengan perkembangan otak merupakan topik yang banyak diteliti oleh para ahli neurosains. Penelitian-penelitian tersebut menunjukkan berbagai pengaruh mempelajari bahasa asing bagi perkembangan otak, diantaranya adalah sebagai berikut :
(1)" Anak-anak yang mengikuti program bahasa asing cenderung menunjukkan perkembangan yang lebih pesat dalam proses kognitif, kreativitas dan "divergent thingking" dibandingkan anak-anak yang monolingual. (2) Beberapa study menunjukkan bahwa mereka yang menguasai lebih dari satu bahasa memiliki skor lebih baik dalam tes kemampuan verbal dan nonverbal. (3) Studi di Canada, India dan Hongkong menyatakan bahwa penutur bilingual lebih mampu menghadapi gangguan perhatian (distraction)'' Dydy (2005 : 1)
Pembelajaran bahasa Inggris tidak hanya menunjukkan perkembangan yang lebih pesat dalam proses kognitif anak saja namun bagi perkembangan bahasa anak itu sendiri. Menurut Musfiroh (2008 : 7) "Perkembangan bahasa anak meliputi perkembangan fonologis yakni mengenal dan memproduksi suara". Dengan mempelajari bahasa Inggris anak mengenal bahasa, juga memproduksi suara, yakni dalam kegiatan meniru dalam pengucapan kata-kata bahasa Inggris.
Standar kompetensi lulusan anak TK dalam kurikulum 2004 adalah : Membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial, emosional, kognitif, bahasa, fisik/motorik, kemandirian dan seni untuk siap memasuki pendidikan dasar. Pembelajaran di TK merupakan pengenalan anak dengan dunia luar, anak berkenalan dengan lingkungan di luar orangtua dan keluarga di rumah. Oleh karenanya guru membantu anak dengan mengenalkan segala hal yang ada di lingkungannya untuk siap memasuki pendidikan dasar, salah satunya dengan pengenalan bahasa Inggris. Pembelajaran bahasa Inggris di TK diperkenalkan kepada anak sebagai persiapan untuk memasuki pendidikan dasar.
Bahasa Inggris memiliki perbedaan dengan bahasa Indonesia. Oleh karenanya pemilihan dan penggunaan metode merupakan salah satu komponen penting yang harus diperhatikan dalam kegiatan pembelajaran bahasa Inggris di TK.
Metode yang dibutuhkan adalah metode yang dapat memberikan rasa senang dan pengalaman langsung sehingga anak tidak merasa bosan, bingung, dan terbebani dengan pembelajaran tersebut. Salah satu metode yang dapat menstimulus anak dalam pengenalan bahasa Inggris di TK adalah metode bercerita. Menurut Moeslichatoen (2004 : 24) "metode - metode yang sesuai dengan karakteristik anak usia TK yaitu bermain, karyawisata, bercakap-cakap, bercerita, ...".
Bercerita merupakan salah satu kegiatan yang anak senangi. Ketika bercerita anak menyimak dan belajar bagaimana hubungan kata-kata yang didengar dalam peristiwa pada cerita tersebut. Dengan kata lain anak memperoleh kosakata langsung dengan makna kata yang terkandung didalamnya. Menurut Musfiroh (2008 : 86) :
"Mendengar cerita sama artinya dengan melakukan serangkaian kegiatan fonologis, sintaksis, semantik, dan pragmatik. Selama menyimak cerita, anak belajar bagaimana bunyi-bunyi yang bermakna diujarkan dengan benar, bagaimana kata-kata disusun secara logis dan mudah dipahami, bagaimana konteks dan koteks berfungsi dalam makna".
Bercerita merupakan kegiatan menyampaikan amanat atau pesan melalui sejumlah kata-kata, dengan cara yang menarik melalui media atau nonmedia oleh pencerita kepada pendengar sehingga pesan yang dimaksudkan dapat dimengerti. Selain itu dari kegiatan bercerita si pencerita mengeluarkan banyak kosakata sehingga anak-anak memperoleh kata kata baru dari kegiatan menyimak cerita tersebut.
Perkembangan kosakata merupakan salah satu dari perkembangan bahasa yang pada usia anak-anak inilah perkembangan tersebut mengalami peningkatan.
Menurut Hurlock (1997 : 113) "anak pada usia 2 tahun telah mengenali sekitar 200 kata dan meningkat sekitar 2200 kata pada usia 5 tahun".
Dalam bercerita perkembangan kosakata anak dipengaruhi oleh lingkungan atau suasana yang dibangun dalam cerita tersebut. Hal ini didukung oleh pendapat Musfiroh (2008 : 49)
"Pertumbuhan kosakata anak dipengaruhi oleh pajanan lingkungan (exposure) yang dalam psikoliguistik dikenal dengan istilah "prinsip here and now", semakin banyak pajanan kata, semakin banyak kemungkinana anak mengakuisisinya, tuturan yang dihasilkan anak pun semakin kaya".
Lebih lanjut Musfiroh (2008 : 50) berpendapat bahwa "Bercerita dipandang sebagai salah satu metode pengembangan kosakata anak yang tepat untuk diterapkan di Taman Kanak-Kanak".
Hal tersebut didukung oleh Bunanta (2005 : 2) "Dalam dunia pengajaran dan bahasa, teknik mendongeng atau bercerita, terutama dalam bahasa Inggris ini merupakan salah satu cara untuk melatih kepercayaan diri dan lafal dalam penggunaan bahasa Inggris atau bahasa asing lainnya".
Bercerita dapat disampaikan kepada anak-anak melalui media atau non media. Salah satu bercerita dengan media adalah menggunakan buku cerita bergambar, dengan adanya media akan mempermudah materi sampai kepada anak karena proses pengajaran tidak membosankan hal ini dukung oleh Nana Sudjana (2007 : 2) Mengapa media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa.
(1) Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. (2) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik. (3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran. (4) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan Iain-lain.
Bercerita menggunakan buku cerita bergambar merupakan satu teknik yang dapat dilakukan guru dalam mengajarkan kata-kata baru kepada anak-anak sesuai apa yang dikemukakan oleh Nation (1990 : 51 dalam Cameron 2001 : 85) 'listed basic techniques by which teachers can explain the meaning of new words, all of which can be used in the young learner classroom : by demonstration or picture... (7)pictures from books....
Teknik dasar yang mana guru dapat menjelaskan arti dari kosakata baru, semua dapat digunakan di dalam kelas usia dini yaitu dengan mendemonstrasikan atau gambar... atau menggunakan gambar dari buku.
Menggunakan buku cerita bergambar dapat memberikan kesempatan kepada anak untuk dapat mengetahui kosakata bahasa Inggris karena anak-anak dapat mendengar cerita dan melihat gambar dalam buku cerita tersebut. Menurut Musthafa (2008 : 11) :
"Children love to hear the language of storybooks. This language can enhance the oral English they have been using in the classroom. The picture and your expression help children to understand the vocabulary and the story. Children can see and hear the English they have learned come alive through storybook characters".
Anak-anak senang mendengarkan bahasa dari buku cerita. Bahasa ini dapat melatih kemampuan berbicara bahasa Inggris yang telah mereka gunakan di dalam kelas. Gambar dan ekspresimu dapat membantu anak untuk memahami kosakata dan cerita. Anak-anak dapat melihat dan mendengar bahasa Inggris yang telah mereka pelajari dengan nyata melalui karakter buku cerita".
Sebuah penelitian di Jepang oleh Sachiyo Kajikawa berhasil membuktikan bahwa bayi yang berusia sembilan bulan pun telah dapat mengingat kata-kata dari buku cerita yang dibacakan untuknya. Ia bereksperimen dengan kisah Thumbelina yang dibacakan keras-keras oleh seorang wanita (Masakata Nobuo 2002 : 1).
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti diketahui bahwa TK X merupakan salah satu Taman Kanak-Kanak yang memberikan muatan lokal bahasa Inggris kepada anak didiknya namun wawancara dengan guru TK tersebut bahwa anak-anak kelas A belum cukup menguasai kosakata angka dan kosakata binatang bahasa Inggris dengan baik.
Sehubungan dengan hal di atas, dipandang penting mengembangkan metode bercerita untuk meningkatkan kemampuan anak dalam penguasaan kosakata bahasa Inggris. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut penulis mengadakan penelitian yang berjudul "Efektivitas Metode Bercerita Dengan Buku Cerita Bergambar Dalam Meningkatkan Penguasaan kosa kata Bahasa Inggris untuk Anak TK"

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah "Bagaimana efektivitas metode bercerita dengan buku cerita bergambar dalam meningkatkan penguasaan kosa kata bahasa inggris untuk anak TK". Dengan batasan masalah penguasaan kosakata angka dan kosakata binatang dengan metode bercerita menggunakan buku cerita bergambar. Secara lebih rinci rumusan masalah diuraikan sebagai berikut :
1. Bagaimana penguasaan kosakata bahasa Inggris anak kelompok A1 TK X sebelum menggunakan metode bercerita dengan buku cerita bergambar ?
2. Bagaimana penguasaan kosakata bahasa Inggris anak kelompok A1 TK X sesudah menggunakan metode bercerita dengan buku cerita bergambar ?
3. Apakah metode bercerita dengan buku cerita bergambar dapat meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Inggris anak kelompok A1 TK X secara signifikan ?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas metode bercerita dengan buku cerita bergambar dalam meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Inggris untuk anak TK. Secara lebih rinci diuraikan sebagai berikut :
1. Mengetahui penguasaan kosakata bahasa Inggris anak kelompok A1 TK X sebelum menggunakan metode bercerita dengan buku cerita bergambar.
2. Mengetahui penguasaan kosakata bahasa Inggris anak kelompok A1 TK X sesudah menggunakan metode bercerita dengan buku cerita bergambar.
3. Mengetahui metode bercerita dengan buku cerita bergambar dapat meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Inggris anak kelompok A1 TK X secara signifikan.

Postingan terkait: