Shamim Akhtar asal Kota Bradford, Inggris, menculik dan meracuni anak perempuannya, Naila Afsar, karena menolak dijodohkan.
Surat kabar the Daily Mail melaporkan, Sabtu (28/7), Akhtar melakukan hal itu demi menjaga kehormatan keluarga. Perempuan 59 tahun dan beragama Islam taat ini merasa malu ketika putri bungsunya menolak perjodohan sudah direncanakan keluarga sedari kecil.
Calon suami Naila ternyata masih sepupunya. Setelah berpacaran cukup lama, dia enggan meneruskan dan malah mengakhiri hubungan sebelah pihak. Naila justru menikah dengan teman kuliahnya di Kota Newcastle, Afsar Saddiq.
Keluarga Naila langsung bereaksi keras. Sang ibu, Akhtar, malah terang-terangan menyuruhnya bercerai dan kembali pada sepupunya. Namun Naila tak bergeming dengan keputusan itu.
Akhirnya Akhtar nekat mengajak anak lelakinya Shamrez Khan dan menantu Zahid Mahmud untuk membawa pulang putrinya. Mereka pura-pura berkunjung ke apartemen Naila dan di sana aksi dilancarkan. Perempuan 32 tahun itu diberi susu mengandung racun hingga pingsan tak sadarkan diri.
Ketiganya memasukan tubuh Naila tak berdaya ke mobil menuju rumah Akhtar. Di tengah jalan, polisi mencurigai mobil dikendarai Mahmud dan menyuruh ke tepi. Tindakan mereka ketahuan lantaran aparat berwajib melihat tubuh Naila jadi biru. "Anda lebih kejam daripada menjual anak ke prostitusi. Anda harus dibunuh," ujar polisi tidak disebutkan namanya itu.
Ketiganya langsung ditangkap dan diadili di dua tempat berbeda. Akhtar di Preston Crown, sementara Mahmood dan Khan di Burnley Crown. Mereka terbukti bersalah dan diganjar hukuman penjara masing-masing empat sampai lima tahun.
Hakim Simon Newell menangani kasus ini mengaku tidak habis pikir dengan ulah Akhtar. "Sebagai ibu, dia seharusnya melindungi, menjaga dan mendukung putrinya demi kebaikan. Bukan sebaliknya, meracuni dan melakukan kekerasan kepadanya dengan alasan menjaga reputasi keluarga. Dia hanya perempuan melahirkan anak, tetapi bukan ibu," ujarnya.
Surat kabar the Daily Mail melaporkan, Sabtu (28/7), Akhtar melakukan hal itu demi menjaga kehormatan keluarga. Perempuan 59 tahun dan beragama Islam taat ini merasa malu ketika putri bungsunya menolak perjodohan sudah direncanakan keluarga sedari kecil.
Calon suami Naila ternyata masih sepupunya. Setelah berpacaran cukup lama, dia enggan meneruskan dan malah mengakhiri hubungan sebelah pihak. Naila justru menikah dengan teman kuliahnya di Kota Newcastle, Afsar Saddiq.
Keluarga Naila langsung bereaksi keras. Sang ibu, Akhtar, malah terang-terangan menyuruhnya bercerai dan kembali pada sepupunya. Namun Naila tak bergeming dengan keputusan itu.
Akhirnya Akhtar nekat mengajak anak lelakinya Shamrez Khan dan menantu Zahid Mahmud untuk membawa pulang putrinya. Mereka pura-pura berkunjung ke apartemen Naila dan di sana aksi dilancarkan. Perempuan 32 tahun itu diberi susu mengandung racun hingga pingsan tak sadarkan diri.
Ketiganya memasukan tubuh Naila tak berdaya ke mobil menuju rumah Akhtar. Di tengah jalan, polisi mencurigai mobil dikendarai Mahmud dan menyuruh ke tepi. Tindakan mereka ketahuan lantaran aparat berwajib melihat tubuh Naila jadi biru. "Anda lebih kejam daripada menjual anak ke prostitusi. Anda harus dibunuh," ujar polisi tidak disebutkan namanya itu.
Ketiganya langsung ditangkap dan diadili di dua tempat berbeda. Akhtar di Preston Crown, sementara Mahmood dan Khan di Burnley Crown. Mereka terbukti bersalah dan diganjar hukuman penjara masing-masing empat sampai lima tahun.
Hakim Simon Newell menangani kasus ini mengaku tidak habis pikir dengan ulah Akhtar. "Sebagai ibu, dia seharusnya melindungi, menjaga dan mendukung putrinya demi kebaikan. Bukan sebaliknya, meracuni dan melakukan kekerasan kepadanya dengan alasan menjaga reputasi keluarga. Dia hanya perempuan melahirkan anak, tetapi bukan ibu," ujarnya.