Robert Scully mengatakan bahwa sebelum keluar dari Deltras, hak mereka selama empat bulan lebih belum terbayarkan. Akibatnya, pria yang menjadi asisten pelatih tersebut harus kembali ke Malaysia dengan tangan kosong. "Saya sudah tanyakan ke manajemen, tapi tak ada jawaban," kata Robert, kemarin (20/7).
Menurut pria berambut putih tersebut, sejatinya dia tidak terlalu mempermasalahkan penundaan gaji tersebut. Itu tidak lain karena kebutuhan rumah tangganya di Malaysia sedikit tercukupi. Maklum, istri Scully termasuk memegang posisi penting di sebuah hotel di Malaysia.
Akan tetapi, Scully menyebutkan bahwa uang bukan subtansi pokok. Sebab, yang paling penting adalah kejelasan dari manajemen terkait hak mereka yang belum terbayarkan itu. "Kami hanya butuh kepastian. Kapan gaji kami di bayar itu adalah sesuatu yang paling penting,"tutur pria yang pernah menjadi asisten pelatih timnas Malaysia junior itu.
Masalah tersebut tidak hanya dialami oleh Robert Scully semata. Tapi, Jorg Peter Steinebrunner mantan pelatih Deltras asal Jerman, serta Troy Medicana, asisten pelatih bidang kebugaran juga mengalami nasib sama. Sama-sama belum menerima hak mereka dari manajemen.
Sebagaimana diketahui, Scully, Steinebrunner dan Troy Medicana di pecat dari Deltras pada awal paruh kedua Indonesia Super League (ISL). Manajemen mengambil langkah tersebut setelah Deltras terpuruk ke dasar klesemen. Setelah itu, posisi pelatih kepala di ambil alih oleh Blitz Tarigan, yang sebelumnya berposisi sebagai asisten pelatih kiper.
Kendati mengalami masalah pembayaran gaji, Scully mengaku tidak tobat untuk memrintis karir di Indonesia. Apalagi, beberapa tim besar di Indonesia sudah melakukan pendekatan dengannya. "Saya sudah menjalin kontak dengan beberapa tim, besar kemungkinan saya akan kembali lagi ke Indonesia untuk melatih," ucapnya.