(KODE : PEND-AIS-0079) : SKRIPSI UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN KREATIVITAS SISWA PADA PROSES PEMBELAJARAN DI MADRASAH IBTIDAIYAH
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berbicara masalah pendidikan dan sumber daya manusia tidak bisa dipisahkan antara pendidik dan peserta didik atau yang lazim disebut sebagai "guru dan murid". Tentu saja guru disini yang dimaksud adalah seorang pendidik disebuah sekolah atau lembaga pendidikan formal yang tugas atau pekerjaannya tidak hanya mengajar bermacam-macam ilmu pengetahuan melainkan juga "mendidik". Pendidikan mempunyai peranan yang amat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan negara.
Tujuan pendidikan pada umumya adalah menyediakan lingkungan yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya secara optimal, sehingga ia dapat mewujudkan dirinya dan berfungsi sepenuhnya, sesuai dengan kebutuhan pribadinya dan kebutuhan masyarakat. Setiap orang mempunyai bakat dan kemampuan yang berbeda pula. Pendidik bertanggung jawab untuk memandu yaitu mengidentifikasi dan membina serta memupuk, yaitu mengembangkan dan meningkatkan bakat termasuk didalamnya adalah kreativitas. Dulu orang biasanya mengartikan "orang berbakat" sebagai orang yang mempunyai tingkat kecerdasan (IQ) yang tinggi. Namun sekarang makin disadari bahwa yang menentukan keberbakatan bukan hanya intelegensi (kecerdasan) melainkan juga kreativitas. Kreativitas atau daya cipta memungkinkan munculnya penemuan-penemuan baru dalam bidang ilmu dan teknologi, serta dalam semua bidang usaha manusia lainnya.
Ditinjau dari aspek kehidupan manapun, kebutuhan akan kreativitas sangatlah penting. Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa saat ini kita semua terlibat dalam ancaman maut akan kelangsungan hidup. Dewasa ini tampak adanya kesenjangan antara kebutuhan akan kreativitas dan perwujudannya dalam masyarakat pada dan dalam pendidikan pada khususnya. Pendidikan disekolah pada umumnya lebih berorientasi pada pengembangan kecerdasan (intelegensi) dari pada pengembangan kreativitas, sedangkan keduanya sama pentingnya untuk mencapai keberhasilan dalam belajar dan dalam hidup.
Tinggi rendahnya kebudayaan masyarakat, maju mundurnya tingkat budaya suatu bangsa sangat tergantung pada pendidikan dan pengajaran oleh guru, oleh karena itu jelaslah peranan guru dalam masa pembangunan sangat penting. Tanpa pendidikan yang baik tidak akan tumbuh bangsa yang baik atau cerdas harapan bangsa yang tertuang dalam Tujuan Pendidikan Nasional Indonesia. Untuk menjadikan sumber daya yang berkualitas, diperlukan nilai tambahan, dan nilai ini makin tinggi jika pengetahuan dan teknologi yang dikuasai tinggi. Untuk generasi muda harus dipersiapkan sejak dini hingga pada akhirnya bangsa kita sejajar dengan bangsa lain yang sudah maju. Harapan demikian berada dipundak guru sebagai pendidik.
Upaya guru mempersiapkan anak didiknya, terasa bertambah penting manakala kita ingat bahwa masa depan yang dihadapi negara saat ini adalah masa penuh tantangan dan harapan yaitu zaman-zaman "keterbukaan" atau lazim diistilahkan dengan era globalisasi.
Tanggapan berbagai sektor dan mass media tentang hal tersebut diartikan berbeda setiap orang menurut persepsinya masing-masing. Menurut David Campbell dalam bukunya yang disadurkan oleh A-A Mangun Harjana tentang mengembangkan kreativitas tergambar bahwa kreativitas sangat besar dalam kemajuan hidup seseorang. Konon orang yang berkreativitas itu harus lincah, kuat mental, dapat berpikir dari segala arah maupun ke segala arah. Dan yang terpenting mempunyai keluwesan konsepsional (berdasarkan konsep, pikiran dan cita-cita), orisinialitas (keaslian) dan menyukai kompleksitas (kerumitan). Ciri-ciri tersebut masih harus ditambah lagi dengan sifat mau bekerja keras, punya selera humor dan fantasi serta tidak menolak ide-ide baru yang menghalang di depannya.
Alangkah indahnya jika kreativitas pembelajaran setiap bidang ilmu dapat mencakup beberapa persen saja dari sifat dinamik diatas. Dengan demikian bukan mustahil pelajaran akan menjadi favorit siswa. Namun dambaan seperti itu hingga sekarang masih jauh dari harapan. Pengembangan kreativitas masih menunggu penggarapan. Apalagi di dukung dengan praktisi dan teori-teori yang tergolong langka. Kerangnya pengajaran dan konsultasi pendidikan yang bisa mengajarkan kepada guru agar lebih kreatif semakin melemahkan kreativitas guru.
Kesadaran akan kreativitas ini harus dibangun, dipicu, dan digali terus untuk meningkatkan keberhasilan siswa dalam rangka yang lebih panjang, menyongsong masa depan, yaitu meningkatkan sumber daya manusia yang potensial pada abad 21. telah kita ketahui bersama tantangan masa depan yang diwarnai semangat "Homo Homini Lupus" atau "yang kuat akan menang" dan untuk bekal menghadapi semangat itu adalah kreativitas. Kenyataan dilapangan sangat banyak guru dan siswa yang pasif dan kurang inisiatif. Hanya sedikit yang tergolong aktif dan dinamis serta berusaha kreatif. Kembali pada persoalan diatas, secara hakiki, manusia mempunyai dasar kreatif dan bisa menentukan konsep pribadi (self consept), jadi cara untuk menemukan jalan keluar dari belenggu permasalahan tersebut layak dipikirkan. Apalagi jika melihat pentingnya kreativitas sebagai motor bagi pendidik. Oleh karena itu upaya untuk menumbuhkan semangat berkreasi perlu digalakkan.
Lemahnya daya kreasi siswa lebih diakibatkan dari proses pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang statis, para siswa umumnya tetap tinggal diam apabila proses belajar mengajar sedang berlangsung sangat monoton. Para siswa tidak "memberontak" agar pelajaran berjalan lebih berjiwa dan hidup. Karena antara guru dan siswa sama-sama sudah ada kecocokan sistem pembelajaran yag non kreatif. Maka seterusnya kegiatan akan berlangsung seadanya serba kekurangan dan penuh kebersahajaan. Dengan demikian hasil belajar yang dapat diperolehnya hanya seadanya saja.Secara umum, bukti seberapa rendahnya tingkat kreativitas siswa terlihat manakala harus mengerjakan tugas menulis, mengarang, atau membuat laporan hasil kegiatan yang berlangsung diluar sekolah. Apresiasi yang dikaitkan dengan pengembangan potensi diri dirasakan sangatlah rendah jika dijadikan dengan program-program dalam GBPP (Garis Besar Program Pelajaran).
Menurut Guiford, kreativitas melibatkan proses berfikir secara divergen. Sedangkan Parnes mengungkapkan bahwa kemampuan berkreativitas dapat di bangkitkan melalui masalah yang mengacu pada lima macam prilaku kreatif, antara lain :
a. Fluency (kelancaran), yaitu kemampuan mengemukakan ide-ide yang serupa untuk memecahkan suatu masalah.
b. Fexibility (keluwesan), kemampuan dengan menghasilkan berbagai macam ide guna memecahkan suatu masalah diluar kategori biasa.
c. Orginality (keaslian), yaitu kemampuan memberikan respon yang unik atau luar biasa.
d. Elaboratorium (keterincian), yaitu kemampuan menyatakan pengarahan ide secara tanggapan terhadap suatu situasi.
e. Sensitivity (kepekaan), yaitu kepekaan menangkap dan menghasilkan masalah sebagai tanggapan terhadap suatu situasi.
Berdasarkan pemikiran diatas, maka perlu dilakukan upaya meningkatkan kreativitas siswa.
Pada hakikatnya manusia mempunyai potensi untuk menjadi kreatif, Contohnya apabila kita melakukan kreativitas "self consept (konsep pribadi)", tentunya akan tumbuh dan berkembang. Untuk itu individu harus lebih kukuh dan mantap sebagai individu seperti halnya kesuksesan yang mampu menjadikan diri kita lebih berkualitas, keikutsertaan dalam kegiatan kreatif seperti melakukan penjelasan lapangan yang belum tergarap dengan tujuan memperoleh pengetahuan lebih banyak. Tentulah menjadikan seorang guru tidak mau mencoba membangkitkan kreativitas maka potensi guru tersebut akan menurun dan perlahan-lahan menjadi manusia yang pasif yang pada gilirannya merugikan kesehatan mental.
Melihat dan menyaksikan fenomena yang ada, maka penelitian ini sangat penting dilakukan agar nantinya dapat dipahami dan dijadikan salah satu sarana oleh guru dalam rangka mengembangkan kreativitas siswa dalam proses belajar mengajar di MI X. Dan apda akhirnya akan terlahir siswa yang memiliki kreativitas yang tinggi dalam kegiatan belajar mengajar. Disamping itu juga dapat menambah khasanah keilmuan kita bersama.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mencoba meneliti fenomena yang ada mengenai upaya pengembangan kreativitas guru dalam proses belajar mengajar di MI X. Dalam hal ini dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana sistem pelaksanaan pendidikan MI X dalam upaya pengembangan kreativitas siswa ?
2. Bagaimana upaya yang digunakan untuk pengembangan kreativitas siswa dalam proses belajar mengajar di MI X ?
3. Apa faktor pendukung dan penghambat pengembangan kreativitas siswa dalam proses belajar mengajar di MI X ?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berpijak pada formulasi rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah :
a. Tujuan umum
1. Sebagai perwujudan Tri Darma Perguruan Tinggi yaitu mengembangkan ilmu mengadakan penelitian dan pengabdian masyarakat.
2. Sebagai tugas akhir syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan Islam di jurusan Pendidikan Islam fakultas tarbiyah.
b. Tujuan khusus
1. Untuk mengetahui sistem pelaksanaan pendidikan MI X dalam upaya pengembangan kreativitas siswa.
2. Untuk mengetahui upaya apa yang digunakan dalam pengembangan kreativitas siswa dalam proses belajar mengajar di MI X.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mendukung dan menghambat upaya pengembangan kreativitas siswa dalam proses belajar mengajar di MI X.
2. Kegunaan Penelitian
a. Bagi penulis
Penelitian adalah sebagai sarana untuk memperluas wawasan dan memperkaya pengetahuan (keilmuan) dan juga untuk menambah pengalaman.
b. Bagi guru
Penelitian dapat dijadikan feedback (umpan balik) untuk menilai kreativitas yang dimiliki guru dalam kegiatan belajar mengajar. Di samping itu dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk mengembangkan kreativitas yang telah dimiliki oleh guru-guru pada sekolah yang bersangkutan.
c. Bagi lembaga yang diteliti
Penelitian dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk mencapai hasil-hasil yang optimal dalam pelaksanaan program pendidikan dan pengajaran.
d. Bagi siswa
Penelitian ini dapat digunakan sebagai feedback (umpan balik) untuk menilai kreativitas yang dimiliki siswa dalam proses belajar mengajar.
D. Sistematika Pembahasan
Untuk memudahkan pembahasan skripsi ini sekaligus dapat tersusun secara sistematis dan mendalam serta memberikan ketepatan dalam mengantisipasi persoalan, maka penulis membagi dalam empat bab pokok bahasan. Adapun sistematika pembahasannya sebagai berikut :
Bab Kesatu : Pendahuluan, yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, ruang lingkup pembahasan, metode penelitian, dan kegunaan penelitian, dan sistematika pembahasan. Bab ini merupakan kerangka dasar yang memuat tentang pemikiran dasar adanya pembahasan skripsi ini secara umum yang termasuk didalamnya memuat pokok-pokok pikiran yang menjadi persoalan sekaligus merupakan arah dalam pembahasan skripsi ini.
Bab Kedua : Kajian Teoritis, berdasarkan literatur yang relevan dengan pembahasan yakni mengupas masalah yang berkaitan dengan pengertian kreativitas siswa, macam-macam kreativitas, ciri-ciri orang yang kreatif, teori tentang pembentukan pribadi kreatif, pengembangan kreativitas, kreativitas dalam pandangan Islam, pengertian proses belajar mengajar, peranan guru dalam proses belajar mengajar, faktor yang mempengaruhi kelancaran proses belajar mengajar, upaya pengembangan kreativitas siswa dalam proses belajar mengajar di MI X.
Bab Ketiga : Kajian hasil penelitian lapangan yang terdiri latar belakang obyek serta penyajian analisis data. Latar belakang obyek meliputi historis madrasah, visi misi, motto dan tujuan MI X, program kerja MI X, keadaan fasilitas sarana dan prasarana MI X, penyajian dan analisis data meliputi sistem pelaksanaan MI X dalam upaya pengembangan kreativitas siswa, upaya pengembangan kreativitas siswa dalam proses belajar mengajar, serta faktor-faktor yang mendukung dan menghambat peningkatan kreativitas siswa dalam proses belajar mengajar.
Bab Keempat : Merupakan bagian pokok dari keseluruhan pembahasan-pembahasan yang terdiri kesimpulan dan saran. Dalam bab inilah dapat diketahui secara garis besar yaitu ikhtisar dari pembahasan skripsi ini dan sekaligus diberikan saran-saran yang bersifat konstruktif guna perbaikan dan masukan bagi obyek penelitian khususnya agar semua usaha yang telah dilakukan bisa membawa hasil sekaligus dapat meningkatkan ke arah yang lebih baik dan sempurna.
Demikian sistematika pembahasan dalam skripsi ini diharapkan akan dapat mempermudah pemahaman para pembaca.