Tak Dibayar, Wasit IPL Merana


TAK hanya klub dan sebagian besar pemainnya, para wasit IPL pun merana. Sejak Februari 2012, wasit-wasit IPL tak lagi terima bayaran dari PT LPIS.

Nasib mengenaskan mendera mayoritas klub, pemain, dan kini wasit yang bertugas di kompetisi binaan PSSI Djohar Arifin, mulai level Indonesia Premier League (IPL) hingga kompetisi amatir.

Hak mereka tak terbayarkan gara-gara ketidakbecusan PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) dan PSSI Djohar mengurus kompetisi sepakbola.

Kondisi itu diakui Achmad Sukamdi, wasit asal Nganjuk, Jawa Timur, yang turun memimpin laga Divisi I di bawah binaan PSSI Djohar.

Sukamdi mengungkapkan sejak dirinya ditugaskan memimpin babak penyisihan Divisi I di Papua, baru sekali ia mendapat transfer honor sejumlah Rp 11,7 juta.

Jumlah itu diakui Sukamdi kurang Rp 4 juta bila ditotal mulai dari biaya akomodasi pergi-pulang Surabaya-Jayapura dan honor sebagai wasit selama bertugas.

"Tiket pesawat pergi-pulang habis Rp 7 juta. Honor harian tiap bertugas Rp 700 ribu. Saya terpaksa menggadaikan motor matik Rp 3 juta untuk berangkat. Sampai sekarang saya belum bisa menebusnya," beber Sukamdi.

"Tak hanya di Papua. PSSI juga belum bayar honor saya saat tugas di Sragen, Purwodadi, dan Bekasi di babak 12 Besar Divisi I. Jika ditotal seharusnya saya dapat hak Rp 11 juta dari 3 pertandingan itu. Apalagi, saat di Bekasi pertandingan berlangusng dengan sistem home turnamen yang butuh waktu lebih lama dan biaya besar," lanjut Sukamdi.

Sukamdi mengaku memilih bertugas di bawah PSSI Djohar karena faktor legalitas. "Tapi, ternyata kesejahteraan kami jadi korban. Kami butuh uang untuk kebutuhan keluarga," tegas Sukamdi.

Lebih lanjut, Sukamdi memaparkan kondisi seru dialami mayoritas wasit yang bertugas di kompetisi di bawah PT LPIS. Hak mereka hanya lancar dibayar sampai Januari 2012.

"Pada awalnya honor saya dan teman-teman lancar. Masuk Februari 2012, PSSI Djohar dan PT LPIS tidak lagi membayar hak kami hingga kini," ujar Sukamdi.

Para wasit juga merasa dibohongi pengelola kompetisi resmi PSSI Djohar Arifin. Jika pada awalnya honor wasit IPL disamaratakan Rp 5 juta buat wasit utama dan asisten wasit serta pengawas pertandingan, kenyataannya itu hanya bertahan di 3 partai awal.

"Setelah itu, honor diturunkan separonya. Mereka berkilah karena kompetisi tidak mendapat sponsor yang cukup," terang Wawan, pengawas pertandingan asal Bandung.

Muklis Ali Fatoni, wasit senior asal Bandung yang turun memimpin laga IPL, pun membenarkan kondisi itu.

"Saya sudah tidak tahu mau ngomong seperti apa lagi. Saya bicara kenyataan disalahkan. Diam saja hak saya tidak jelas kapan dibayarkan," kata Muklis.

"Kami telepon pengurus PSSI maupun LPIS tidak pernah diangkat. SMS tidak dibalas. Ke mana lagi kami harus mengadu," pungkas Muklis setengah memelas.

Jelas, kian merana mereka karena kebutuhan keluarga terkait perayaan Idul Fitri sudah di depan mata. Jangankan THR, sebatas hak paling hakiki pun mereka belum dapat hingga kini.

Siapa bertanggung jawab atas nasib mereka?

ksb/01

Postingan terkait: