Pengaruh Strategi Pembelajaran DAP (Developmentally Appropriate Practice) Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Bidang Studi Pendidikan Agama Islam

(Kode PEND-AIS-0024) : Pengaruh Strategi Pembelajaran DAP (Developmentally Appropriate Practice) Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Bidang Studi Pendidikan Agama Islam Di SDN X

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Hal ini didasarkan pada persamaan hak bagi semua anak untuk memperoleh pendidikan yang berkualitas (Undang Undang Pendidikan No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab IV Pasal 5 Ayat 1). Kesadaran guru untuk memberikan kesempatan yang sama dan tidak merugikan salah satu pihak akan sangat besar artinya bagi pengembangan Sumber Daya Manusia yang sangat dibutuhkan dalam era globalisasi agar SDM kita tidak terpuruk dalam persaingan antar bangsa.37 Wujud dinamika dan aspirasi kehidupan sosial suatu masyarakat tercermin dalam rumusan tujuan pendidikan suatu bangsa sesuai dengan tuntutan zaman. 38
Dalam kehidupan suatu negara pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa, karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya menusia.39
KTSP yang saat ini berlaku pada sistem pendidikan di Indonesia memberikan keleluasaan bagi sekolah untuk meramu sendiri, mulai dari metode belajar mengajar hingga sistem penilaian evaluasi belajar siswanya. Kondisi tersebut merupakan tantangan tersendiri bagi sekolah untuk menghasilkan generasi yang berkualitas dengan mengoptimalkan semua sumberdaya yang dimiliki oleh sekolah40.
Mempelajari sebuah mata pelajaran mestinya untuk mendapatkan hasil pengajaran yang otentik yang merupakan pengalaman yang mengilhami dan menantang. Itu adalah suatu pengalaman yang membangkitkan berbagai jenis sifat, sikap dan disposisi yang diinginkan, serta yang konstriktif. Cara mempelajari mata pelajaran dengan wajar merupakan suatu proses penemuan, pemikiran kreatif, yang mengajak bersikap kooperatif, merupakan proses mencapai prestasi yang berarti dan untuk merealisasi tenaga-tenaga pelajar. Ia merupakan suatu proses, yang dalam dan dirinya memupuk dan menguntungkan perkembangan kepribadian pelajar. Tetapi bila mempelajari mata pelajaran itu dilakukan dengan cara-cara rutin yang menjemukan, maka proses itu akan menjadi gersang bagi nilai kepribadian. 41Adapun keterampilan mengelola kelas memiliki komponen sebagai berikut 42:
1. Penciptaan dan pemeliharaan ilkim belajar yang optimal
a) Menunjukkan sikap tanggap dengan cara memandang secara saksama, mendekati, meberikan pertanyaan dan pertanyaan dan memberi reaksi terhadap gangguan di kela s
b) Membagi perhatian secara visual dan verbal
c) Memberi petunjuk yang jelas
d) Memberi teguran secara bijaksana
e) Memberi penguatan ketika diperlukan
2. Keterampilan yang berhubungan dengan pengendalian kondisi belajar yang optimal
a) Modifikasi perilaku yakni mengajarkan perilaku baru dengan contoh dan pembiasaan, Meningkatkan perilaku yang baik melalui penguatan, Menguarangi perilaku buruk dengan hukuman
b) Pengelolaan kelompok dengan cara yakni peningkatan kerjasama dan kterlibata, menangani konflik dan memperkecil masalah yang timbul
c) Menemukan dan mengatasi perilaku yang menimbulkan masalah yakni pengabaian yang direncanakan, campur tangan dengan isyarat, mengawasi secara ketat, mengakui perasaan negatif peserta didik, mendorong peserta didik untuk mengungkapkan perasaannya, menjauhkan benda-benda yang dapat menganggu konsentrasi, menyusun kembali program belajar, menghilangkan ketegangan dengan humor serta mengekang secara fisik
Strategi sistem belajar ialah suatu perencanaan untuk menggunakan prosedur disain sistem lebih efektif. Prosedur disain ialah melukiskan bagaimana cara memilih dan mengorganisasikan komponen-komponen dari sistem belajar. Tetapi penulis menyatakan bahwa proses disain adalah hal yang sangat kompleks, maka kita harus mempunyai suatu strategi disain, yang akan menolong seorang disainer (pendidik) untuk mengevaluasi semua alternatif yang penting dan sampai pada kesimpulan bahwa pencapaian suatu sistem itu lebih efisiensi.
Perencanaan suatu disain strategi belajar terdiri dari tiga tahap antara lain43:
a) Analisa kebutuhan sistem
b) Mendisain sistem itu
c) Mengevaluasi sistem itu secara efektif
Metode dan strategi pembelajaran sebagai prinsip-prinsip yang mendasari kegiatan dan mengarahkan perkembangan peserta didik dalam proses pembelajaran.
Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi biasa diartikan sebagai polapola umum kegiatan guru dan anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar untuk mencapai yang telah digariskan.
Belajar itu sendiri merupakan serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik.44 Strategi-strategi belajar mengacu pada perilaku dan proses-proses berpikir yang digunakan oleh siswa dalam mempengaruhi hal- hal yang dipelajari, termasuk proses memori dan metakognitif. Michael Pressley menyatakan bahwa strategi-strategi belajar adalah sebagai berikut:
“Operator-operator kognitif meliputi terdiri atas proses-proses yang secara langsung terlibat dalam menyelesaikan suatu tugas (belajar). Strategi-strategi tersebut merupakan strategi-strategi yang digunakan siswa untuk memecahkan masalah belajar tertentu. Untuk menyelesaikan tugas belajar siswa memerlukan keterlibatan dalam proses-proses baerpikir dan perilaku, menskim atau membaca sepintas lalu judul-judul utama, meringkas, dan membuat catatan, disamping itu juga memonitor jalan berpikir diri sendiri”. 45
Banyak upaya dilakukan unutk memperbaiki pembelajaran dikelas. Namun demikian, fokus perbaikan lebih banyak ditentukan pada wilayah yang bersifat metodologis dan strategi pembelajaran. Kenyataan inilah yang menjadikan munculnya “ruang Kosong” yang tidak terperhatikan oleh para pendidik. Perbaikan pembelajaran yang hanya menekankan aspek metodologis maupun strategi pembelajaran tanpa diikuti pemberian perlakuan psikologis, dimana anak diperlakukan secra patut dan utuh tentu akan menjadi kelemahan dalam proses pembelajaran. Jika ini terjadi maka pembelajaran akan “kering” masih terdapat jurang pemisah antara guru dengan siswa, yang berakibat pada munculnya jiwa inferior dalam diri anak, yang pada gilirannya akan menghambat tumbuh kembang anak dimasa mendatang.
Agama merupakan salah satu pilar terpenting dalam pembentukan masyarakat madani, masyarakat yang berkeadaban. Posisi penting dan strategis agama ini telah dikukuhkan dalam UUD 1945 dan Pancasila yang menjadikan prinsip “Ketuhanan Yang Maha Esa” sebagai sila pertama.46
Adapun aliran Philanthhropinisme merupakan suatu paham yang mencintai sesama terutama terhadap anak-anak menyatakan bahwa47:
1) Pengajaran harus diselaraskan dengan jalan perkembangan anak
2) Manusia itu pada dasarnya baik
3) Pengajaran harus dimulai dengan bendanya (peragaan)
4) Pengajaran harus menggembirakan dan menarik
Pendekatan DAP merupakan sebuah tuntutan yang menawarkan praktek pendidikan dengan pendekatan yang patut, menyenangkan, sesuai dengan tingkat perkembangan, karakteristik dan minat anak serta daya dukung pembelajaran pendidikan Agama Islam artinya orientasi yang dituju tidak hanya berhenti pada aspek penanaman pengetahuan (kognitif) semata, namun juaga akan mampu menanamkan nilai- nilai serta keterampilan secara utuh. 48 Berpijak dari paparan di atas sehingga penulis tergugah untuk mengupas dan ingin mengetahui “PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAP (DEVELOPMENTALLY APPROPRIATE PRACTICE) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SDN X”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka permasalahan pokok yang akan di kaji dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana strategi pembelajaran DAP (developmentally appropriate practice) di SDN X?
2. Bagaimana prestasi belajar siswa di SDN X?
3. Adakah pengaruh strategi pembelajaran DAP (developmentally appropriate practice) terhadap prestasi belajar siswa dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di SDN X?

C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang dikemukakan diatas, tujuan yang ingin dicapai dalam skripsi ini adalah :
1. Untuk mengetahui pelaksanaan strategi pembelajaran DAP dalam pendidikan agama Islam di SDN X.
2. Untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran pendidikan agama Islam di SDN X.
3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh strategi pembelajaran DAP dalam terhadap prestasi belajar siswa pada bidang studi pendidikan agama Islam di SDN X.

D. Kegunaan Penelitian
Setelah disebutkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka dalam pembahasan ini penulis berharap ada manfaat bagi lembaga yang bersangkutan khususnya peneliti dan bagi pembaca pada umumnya. Adapun kegunaan dari peneliti ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Penulis :
a) Dapat menambah pengetahuan khusus tentang strategi-strategi dan pengembangan pembelajaran.
b) Sebagai tugas akhir program strata satu (S1) fakultas tarbiyah di X.
2. Bagi Akademis :
a) Sebagai masukan bagi guru atau calon guru agama dalam menentukan alternative strategi pembelajaran.
b) Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran pendidikan agama Islam.

E. Definisi Operasional

** BAGIAN INI SENGAJA TIDAK DITAMPILKAN **

F. Metode Penelitian

** BAGIAN INI SENGAJA TIDAK DITAMPILKAN **

G. Sistematika Pembahasan

** BAGIAN INI SENGAJA TIDAK DITAMPILKAN **

Postingan terkait: