Skripsi Pengaruh Media Mahir Math SD 05 Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Anak Tunarungu Kelas D5 SLB X

(Kode PEND-PLB-0009) : Skripsi Pengaruh Media Mahir Math SD 05 Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Anak Tunarungu Kelas D5 SLB X Tahun Ajaran XXXX/XXXX

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.
”Istilah tunarungu diambil dari kata ’Tuna’ dan ’Rungu’. Tuna artinya kurang dan rungu artinya pendengaran. Orang atau anak dikatakan tunarungu apabila ia tidak mampu mendengar atau kurang mampu mendengar suara ”(Permanarian Somad dan Tati Hernawati, 1995: 26).
”Orang tuli adalah seseorang yang kehilangan kemampuan mendengar sehingga menghambat proses informasi bahasa melalui pendengaran, baik memakai ataupun tidak memakai alat bantu mendengar. Sedangkan orang yang kurang dengar adalah seseorang yang biasanya dengan menggunakan alat bantu mendengar, sisa pendengarannya cukup memungkinkan keberhasilan proses informasi bahasa melalui pendengarannya” (Permanarian Somad dan Tati Hernawati, 1996:26).
”Pada umumnya anak tunarungu memiliki inteligensi normal atau ratarata, akan tetapi karena perkembangan inteligensi sangat dipengaruhi oleh perkembangan bahasa, maka anak tunarungu akan menampakkan inteligensi yang rendah disebabkan oleh kesulitan memahami bahasa. Anak tunarungu akan mempunyai prestasi lebih rendah jika dibandingkan dengan anak normal atau mendengar untuk materi pelajaran yang diverbalisasikan” (Permanarian Somad dan Tati Hernawati, 1996:35).
“Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang penting sebagai pengantar ilmuilmu pengetahuan yang lain dan banyak digunakan dalam kehidupan seharihari”. Pengajaran matematika tidak hanya ditekankan pada kemampuan berhitung, tetapi pada konsepkonsep matematika yang berkenaan dengan ide-ide yang bersifat abstrak (http://elearning.unej.ac..id).
Parwoto (2007:175) mengemukakan bahwa ”penelaahan bentukbentuk dalam matematika membawa matematika itu kedalam struktur-struktur yang abstrak. Jadi matematika dapat dikatakan ilmu tentang struktur-struktur yang abstrak”. Pengetahuan matematika merupakan ilmu pengetahuan yang abstrak bagi muridmurid dan hal ini akan menimbulkan berbagai kesukaran mereka berkomunikasi. Abstraksi menurut Skemp (dalam Tombokan Runtukahu 1996: 64) adalah proses dimana murid (1) menyadari aturanaturan matematika dari pengalamannya, (2) mengenal aturanaturan itu pada kejadian-kejadian mendatang. Abstraksi berhubungan erat dengan pembentukan konsep. Pembentukan konsep harus terjadi dalam diri murid dan guru tidak membentuk konsep pada murid. Sedangkan anak tunarungu sering dikatakan kurang daya abstraksinya jika dibandingkan dengan anak mendengar. Tetapi harus dipertanyakan, daya abstraksi manakah yang kurang pada anak tunarungu?.
Berdasarkan berbagai penelitian, Myklebust dalam Permanarian Somad dan Tati Hernawati (1996:13) berpendapat bahwa ”daya abstraksi yang kurang pada beberapa tugas hanya akibat dari terbatasnya kemampuan berbahasa anak, bukan suatu keadaan mental retardation/terbelakang mental”. ”Siswa Sekolah Dasar (SD) umurnya berkisar antara 6 atau 7 tahun, sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget, mereka berada pada fase operasional konkret. Kemampuan yang tampak dalam fase ini adalah kemampuan dalam proses berpikir untuk mengoperasikan kaidahkaidah logika, meskipun masih terikat dengan objek yang bersifat konkret” (Heruman, 2007: 1). Dari usia perkembangan kognitif, siswa SD masih terikat dengan objek konkret yang dapat ditangkap oleh panca indra. Dalam pembelajaran matematika yang abstrak, siswa memerlukan alat bantu yang berupa media dan alat peraga yang dapat memperjelas apa yang akan disampaikan oleh guru sehingga lebih cepat dipahami dan dimengerti oleh siswa. Proses pembelajaran pada fase konkret dapat melalui tahapan konkrit, semi konkret, semi abstrak, dan selanjutnya abstrak (Heruman, 2007: 12).
Anak SD, pada usia itu masih berada pada tingkat operasional konkret. Ini berarti bahwa anak pada usia SD masih belum dapat berfikir secara abstrak. Oleh karena itu dalam mengajarkan bilangan misalnya, guru harus menggunakan bendabenda konkret. Sebagai contoh untuk mengajarkan 4 + 1, dapat dilakukan dengan menggunakan media kelereng atau media lainnya yang dapat diamati secara langsung. Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa untuk mengajarkan halhal yang bersifat abstrak kepada anak SD diperlukan adanya media pembelajaran yang kongkrit sementara anak masih belum mampu berfikir abstrak (http://sdn3bojonglopang.wordpers.com). Hal serupa juga diungkapkan oleh Agustin (Tintin) selaku kepala MagicMathic’s School. dalam situs www.alatperaga. com yang mengatakan bahwa “Matematika merupakan pelajaran yang abstrak, sedangkan fase berfikir anak usia SD masih pada tahap berpikir konkret. Alat peraga adalah sebuah media konkret yang sangat membantu dan mempermudah pemahaman anak”.
Dalam mendukung proses belajar mengajar yang lebih maksimal, ketersediaan buku pelajaran pokok atau bahan ajar, buku bacaan, alat peraga, media pembelajaran dan sumber belajar, sarana dan prasarana seperti perpustakaan, laboratorium, ruang serba guna, alat peraga IPA dan matematika serta alat pendidikan jasmani dan kesehatan yang mendukung peningkatan mutu pendidikan perlu diupayakan. Dikarenakan media pendidikan memiliki peranan yang penting dalam rangka meningkatkan hasil belajar, dan hasil belajar yang dicapai kemungkinan besar kurang maksimal jika kita tidak atau kurang menggunakan media/multipendidikan yang diperlukan. Hal ini selaras dengan Gene.L.Wilkinson (1984:58) bahwa ”media merupakan alat mengajar dan belajar. Peralatan ini harus tersedia ketika dan dimana ia dibutuhkan untuk memenuhi keperluan siswa dan guru yang harus menggunakannya”. Guru membutuhkan suatu media/perantara/alat bantu dalam proses pendidikan/proses belajar mengajar agar informasi yang disampaikan cepat sampai dan mudah diterima oleh para siswa. Dalam proses belajar mengajar, matematika merupakan salah satu pengajaran yang memerlukan media pembelajaran dalam penyampaiannya.
“Hakekatnya untuk mencapai tujuan pembelajaran harus ada materi yang diajarkan, metode, media dan evaluasi. Salah satu komponen ini tidak ada, maka kita tidak bisa mencapai tujuan pembelajaran. Jadi media matematika sangat penting” (www.tutorialmagicmathics.com) Media ’Mahir Math SD 05’ mungkin dapat membantu anak tunarungu terhadap peningkatkan prestasi belajar matematika karena media ini disajikan dengan perpaduan antara beberapa media yang memungkinkan dapat memaksimalkan anak dalam mengikuti proses belajar mengajar. Selain itu, media ini juga berisi grafik dan gambar yang menarik yang mungkin dapat membuat anak lebih tertarik terhadap mata pelajaran yang sedang diajarkan, sehingga anak akan merasa lebih termotivasi dan tidak mudah bosan dalam mengikuti proses belajar mengajar. Kekurangan dari media ini adalah penyajiannya yang memerlukan beberapa media sekaligus terkadang membuat guru merasa kerepotan. Mulyanti Sumantri dan Johar Permana (2001:153) mengemukakan bahwa, “media pengajaran adalah segala alat pengajaran yang digunakan guru sebagai perantara untuk menyampaikan bahanbahan instruksional dalam proses belajar mengajar sehingga memudahkan pencapaian tujuan pengajaran tersebut”. Dalam suatu proses belajar mengajar, pesan yang disalurkan media dari sumber pesan ke penerima pesan itu adalah pelajaran.
Dengan kata lain, pesan itu adalah isi pelajaran yang berasal dari kurikulum yang disampaikan oleh guru kepada siswa. Media ’Mahir Math SD 05’ adalah sebuah software matematika yang dibuat khusus untuk mengajarkan mata pelajaran matematika untuk anak kelas 5 Sekolah Dasar (SD). ’Mahir Math SD 05’ adalah sebuah alat pengajaran yang termasuk dalam media audio visual yang berupa software matematika yang berisi gambar, grafik dan warna yang menarik, yang dibuat secara khusus untuk membantu proses pembelajaran matematika. Sedangkan untuk penyajian materi digunakan beberapa media sekaligus yang dikendalikan komputer (media terpadu), yaitu dengan menggunakan komputer, LCD dan sofware matematika. Media ini dipergunakan dalam pembelajaran matematika dengan tujuan agar mampu membantu anak dalam menangkap pelajaran matematika yang bersifat abstrak.
Berdasarkan uraian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa anak tunarungu mengalami gangguan dalam menerima pelajaran, khususnya mata pelajaran matematika disebabkan karena pendengaran mereka kurang atau bahkan tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya, sehingga anak kurang maksimal dalam menerima pelajaran yang disampaikan secara verbal. Hal tersebut juga berdampak pada daya abstraksi anak tunarungu. Padahal matematika adalah salah satu pelajaran yang bersifat abstrak. Dengan adanya media ’Mahir Math SD 05’ mungkin dapat memaksimalkan anak dalam menerima pelajaran. Dengan demikian, kami mengangkat penelitian yang berjudul “ Pengaruh Media ’Mahir Math SD 05’ untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Anak Tunarungu SLBB X Tahun Ajaran XXXX/XXXX”

B. Identifikasi Masalah.
Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Anak tunarungu adalah anak yang kehilangan sebagian atau seluruh pendengarannya, sehingga mengakibatkan mereka kurang mampu menerima pelajaran dengan maksimal seperti halnya pada anak normal.
2. Prestasi belajar matematika anak tunarungu cenderung rendah. Padahal anak tunarungu memiliki tingkat kecerdasan ratarata. Hal ini disebabkan karena kurangnya daya abstraksi anak tunarungu, yang mampu menghambat anak dalam memahami pelajaran yang disampaikan oleh guru, terutama pada mata pelajaran matematika.
3. Dalam penyampaian pelajaran matematika, diperlukan media pendidikan ’Mahir Math SD 05’ yang berupa software matematika yang diharapkan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa.

C. Pembatasan Masalah.
Agar suatu masalah dapat dikaji secara mendalam, maka perlu pembatasan masalah. Hal ini penting agar masalah yang dikaji menjadi jelas dan dapat mengarahkan perhatian dengan tepat, karena apabila masalah terlalu luas, maka akan menyulitkan untuk dikaji dan diteliti secara mendalam. Dalam penelitian ini, permasalahan yang akan diteliti adalah pada masalah pengaruh media ‘Mahir Math SD 05’ untuk meningkatkan prestasi belajar matematika anak tunarungu kelas D5 SLBB X tahun ajaran XXXX/XXXX

D. Prestasi balajar matematika
Dalam penelitian ini prestasi belajar matematika yang dibahas yaitu prestasi belajar dalam memahami materi pengukuran dan geometri, yang meliputi sifatsifat bangun datar, sifatsifat bangun ruang, dan jaringjaring bangun ruang.

E. Anak tunarungu.
Anak tunarungu yang kami teliti adalah anak yang mangalami gangguan pendengaran sehingga mereka kurang atau bahkan tidak mendengar, sehingga mengakibatkan terganggunya kemampuan berbahasa dan kurang daya abstraksi.
Upaya peningkatan prestasi belajar matematika anak tunarungu. Salah satu upaya peningkatan perstasi belajar matematika anak tunarungu adalah dengan media ’Mahir Math SD 05’ yang berupa software matematika.

F. Perumusan Masalah.
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, dapat penulis rumuskan “Apakah ada pengaruh penggunaan media ‘Mahir Math SD 05’ terhadap peningkatan prestasi belajar anak tunarungu kelas D5 SLBB X tahun ajaran XXXX/XXXX”.

G. Tujuan Penelitian.
Tujan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui pengaruh penggunaan media ‘Mahir Math SD 05’ terhadap peningkatan prestasi belajar anak tunarungu kelas D5 SLBB X tahun ajaran XXXX/XXXX”.
2. Untuk mengetahui perbedaan nilai ratarata prestasi belajar matematika anak tunarungu kelas D5 SLBB X antara sebelum dan sesudah mendapat perlakuan.

H. Manfaat Penelitian.
Dengan mengadakan penelitian pengaruh media ‘Mahir Math SD 05’ terhadap peningkatan prestasi belajar matematika ini, diharapkan penelitian ini mampu memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis
- Dapat memperkaya pengetahuan mengenai media pendidikan, khususnya media “Mahir Math SD 05”.
- Dalam memberikan alternatif pemilihan media serta cara menggunakannya sesuai dengan kondisi anak didik.
2. Manfaat praktis
a. Dapat merangsang guru untuk membuat media pembelajaran yang sejenis dengan media ’Mahir Math SD 05’ yang lebih menarik dan efektif.
b. Dengan media ’Mahir Math SD 05’ siswa menjadi lebih bersemangat belajar, karena pelajaran yang disampaikan tidak monoton dan lebih menarik perhatian.
c. Dapat memberikan alternatif peningkatan prestasi belajar matematika yang disebabkan oleh media “Mahir Math SD 05”.

Postingan terkait: