PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) BATU BARA DI JERANJANG,
KABUPATEN LOMBOK BARAT, NUSA TENGGARA BARAT,
Direktur Utama PT PLN, Dahlan Iskan, mengaku sempat mengancam akan membatalkan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara di Jeranjang, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, karena meragukan kontraktor pelaksananya. "Saya kaget, namanya saja proyek percepatan ternyata lambat sekali, saya sampai di sana belum ada pemancangan tiang itu, saya tidak menyangka seperti itu, tetapi itulah kenyataannya," ujarnya, usai pertemuan silaturahim dengan jajaran PLN Wilayah NTB di Mataram, Senin (08/10)2010 .
Dahlan mengaku menarik kembali ancaman itu setelah menemui kontraktor pelaksana proyek PLTU Jeranjang itu dan mendapat keyakinan proyek tersebut akan terlaksana sesuai harapan.
Pembangunan PLTU batu bara di dua lokasi masing-masing di Dusun Taman dan Dusun Jeranjang, Desa Kebon Ayu, Kecamatan Gerung, Kabupaten Lombok Barat, NTB, yang diawal pembangunanya ditargetkan beroperasi pada triwulan kedua dan ketiga tahun 2010.
PLTU yang dibangun di Dusun Taman dinamakan PLTU 1 Lombok berkapasitas 1 x 25 MW yang dibiayai oleh APBN sesuai DIPA Departemen ESDM tahun anggaran 2009, dan ditargetkan beroperasi pada triwulan kedua tahun 2010. Total biaya pembangunan PLTU itu sebesar Rp296,3 miliar, dan khusus tahun anggaran 2009 pelaksanaan proyek tersebut mendapat dukungan dana stimulus sebesar Rp68,8 miliar selain alokasi DIPA reguler tahun 2009 sebesar Rp64,2 miliar.
Pelaksanaan proyek PLTU 1 Lombok itu dipercayakan kepada perusahaan konsorsium yang terdiri dari PT Wasa Mitra Engineering, PT Twink Indonesia dan PT Ciria Putra Sinergi. Sementara PLTU di Dusun Jeranjang dinamakan PLTU 2 Lombok berkapasitas 2 x 25 MW yang dibiayai dari anggaran PLN (APLN) yang juga merupakan bagian dari Program Percepatan 10 ribu MW Tahap I.
Pembangunan PLTU 2 Lombok itu dipercayakan kepada PT Barata Indonesia (Persero) dengan sistem "turnkey" (EPC), dengan nilai kontrak yang terbagi dalam dua bagian mata uang yakni sebanyak 30,7 juta dolar AS dan Rp354,3 miliar. Semula PLTU 2 Lombok unit 1 ditargetkan dapat beroperasi pada Agustus 2010 dan unit dua diharapkan sudah beroperasi dua bulan kemudian atau pada oktober 2010, namun ternyata baru akan dapat beroperasi di tahun 2011. Menurut Dahlan Iskan, PT Barata Indonesia (Persero) merupakan kontraktor yang sarat pengalaman yang akan menangani pelabuhan (civil work) PLTU Jeranjang. "Ternyata agak terlambat realisasi fisiknya karena kontrak pelaksanaan proyek tersebut baru terealisasi Pebruari lalu, dan kini mereka tengah melakukan persiapan-persiapan untuk pekerjaan sipil, namun ada keyakinan dapat dirampungkan September mendatang," ujarnya.
Dahlan mengatakan, pihaknya juga telah mengingatkan kontraktor pelaksana PLTU Jeranjang agar September mendatang pelabuhan sudah rampung terutama jaringan air (water intake) ke mesin pembangkit. Jaringan air itu merupakan komponen PLTU Jeranjang atau PLTU 2 Lombok berkapasitas 2 x 25 MW yang dibiayai dari anggaran PLN (APLN) yang juga merupakan bagian dari Program Percepatan 10 ribu MW Tahap I, yang harus dibangun lebih dulu meskipun komponen lainnya belakangan. September nanti, PLTU yang dibangun di Dusun Taman (PLTU 1 Lombok) berkapasitas 1 x 25 MW yang dibiayai oleh APBN sudah harus dites karena Oktober nanti dioperasionalkan. "Nantinya, operasional PLTU 1 Lombok menggunakan jaringan air PLTU 2 Lombok atau PLTU Jeranjang yang belum terbangun, yang terpenting saat PLTU 1 beroperasi telah didukung fasilitas utama,"
ANALISIS TENTANG KONTRIBUSI USAHA DARI PT PLN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) BATU BARA DI JERANJANG, KABUPATEN LOMBOK BARAT, NUSA TENGGARA BARAT
YANG DILAKUKAN UNTUK DAERAH DAN NEGARA (KONSUMEN)
Salah satu analisis dari pihaknya juga telah mengingatkan kontraktor pelaksana PLTU Jeranjang agar September tapi masih dalam Proses amaka dari itu mohon doa dan dukungannya agar bisa cepat terelesaikan. September mendatang pelabuhan sudah rampung terutama jaringan air (water intake) ke mesin pembangkit. Jaringan air itu merupakan komponen PLTU Jeranjang atau PLTU 2 Lombok berkapasitas 2 x 25 MW yang dibiayai dari anggaran PLN (APLN) yang juga merupakan bagian dari Program Percepatan 10 ribu MW Tahap I, yang harus dibangun lebih dulu meskipun komponen lainnya belakangan. September nanti, PLTU yang dibangun di Dusun Taman (PLTU 1 Lombok) berkapasitas 1 x 25 MW yang dibiayai oleh APBN sudah harus dites karena Oktober nanti dioperasionalkan. "Nantinya, operasional PLTU 1 Lombok menggunakan jaringan air PLTU 2 Lombok atau PLTU Jeranjang yang belum terbangun, yang terpenting saat PLTU 1 beroperasi telah didukung fasilitas utamaseningga masyarakat dari Lombok barat bisa menikmati dari hasil yang telah di rencanakan dari sejak sebelumnya oleh pemerintah.
Proyek PLTU 1 Lombok itu dipercayakan kepada perusahaan konsorsium yang terdiri dari PT Wasa Mitra Engineering, PT Twink Indonesia dan PT Ciria Putra Sinergi. Sementara PLTU di Dusun Jeranjang dinamakan PLTU 2 Lombok berkapasitas 2 x 25 MW yang dibiayai dari anggaran PLN (APLN) yang juga merupakan bagian dari Program Percepatan 10 ribu MW Tahap I.
MASALAH YANG DIHADAPI DALAM PERUSAHAAN PT PLN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) BATU BARA DI JERANJANG, KABUPATEN LOMBOK BARAT, NUSA TENGGARA BARAT
Jadi dalam wawancara kami dengan pihak terkait bahwa dia menggungkapkan tentang masalah yang dihadapinya yaitu ”
1. Terlalu lambat dana yang keluar dari pemerintah sehingga kami sangat lama pemesanan i tetang alat-alat yang dibutuhkan oaleh PT PLN Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batu Bara di Jeranjang dari luar ngeri.
2. Alat atau perlengkapan yang kita pesan dari luar negeri lambat sekali pengirimannya karena cuaca yang kuang mendukung
3. Tenaga yang kurang propesional dala pelaksanaan percepatan PT PLN Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batu Bara di Jeranjang. Sehingga pelaksanaan dari operasi yang telah ditargetkan sedik lambat.
Cuman itu dari inti masalah yang kami dapat dari pihak PT PLN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) BATU BARA DI JERANJANG kurang lebihnya kami mohon maaf. Keritik dan Saran sngat kami butuhkan dari kedua belah pihak yaitu dari Perusahaan dan kampus sehingga untuk lebih baik pembuatan tugas kami kedepannya.