Kacaunya finansial yang dialami Persibo Bojonegoro musim ini membuat sejumlah pemain jengah. Keterlambatan gaji di sela keberhasilan meraih gelar juara Piala Indonesia dianggap bukan sebuah penghargaan untuk pemain yang telah berjuang demi nama Bojonegoro.
Salah satu pemain asing, Mekan Nashirov, mengungkapkan dirinya tidak menyangka musim ini bakal terperangkap dalam ketidakpastian. Dia mengatakan manajemen tidak beritikad baik dengan tidak memberikan hak pemain yang telah memberikan seluruh kemampuannya selama semusim.
Jika ada pilihan, musim depan dirinya lebih memilih klub yang mempunyai kepastian. “Saya punya keluarga yang harus saya hidupi. Saya kerja dengan profesional dan harusnya mendapat imbalan secara profesional. Tapi saya tidak tahu semua bisa menjadi seperti sekarang,” ucap gelandang asal Turkmenistan.
Pemain berusia 30 tahun ini belum menentukan apakah musim depan bakal bertahan di Bojonegoro. Dia bakal melihat kondisi di tim terlebih dulu dan hanya akan bertahan jika situasinya nyaman sekaligus bisa memberikan jaminan. Jika tetap seperti ini, Mekan bakal memilih langkah lain.
Selama semusim di pentas Indonesian Premier League (IPL) dan Piala Indonesia, Mekan Nasirov menjadi kekuatan penting laskar Angling Dharma. Kolaborasinya dengan pemain Argentina Gustavo Hernan Ortiz menjadikan lini tengah Persibo menjadi salah satu yang tertangguh musim ini.
Mantan pemain Persik Kediri ini mengaku sangat bangga dan senang bisa meraih juara Piala Indonesia dengan mengalahkan Semen Padang 1-0 dua pekan silam. Kendati begitu, menurutnya hak pemain seperti pembayaran gaji tetap menjadi faktor terpenting bagi pemain.
“Saya senang Persibo menjadi juara dan tampil luar biasa di IPL musim ini. Tapi dengan kondisi seperti ini (gaji belum terbayar) kami jelas tidak bisa tenang,” tutur Mekan. Sejak bergabung Persibo di akhir 2011 silam, total nilai kontrak yang diterima hanya sebagian atau 50% saja.
Nominal kontrak yang dibayar layaknya gaji tiap bulan itu belakangan mulai seret dan dia tidak tahu kapan bakal dilunasi. Karena itulah dirinya ragu untuk berlibur ke kampung halamannya setelah musim kompetisi usai, karena tidak mempunyai cukup biaya.
“Tak ada pilihan lain, saya harus menunggu,” pungkasnya. Apa yang dirasakan mekan juga dirasakan pemain asing lain seperti Jairon Feliciano, Gustavo Hernan Ortiz serta Leke Anderson. Sementara untuk mengandalkan uang hadiah juara Piala Indonesia nominalnya juga tak seberapa.
Keluhan yang sama juga dirasakan pemain lokal. Salah satu pemain yang enggan dikorankan namanya mengungkapkan, dirinya sebenarnya tidak betah dengan keterlambatan gaji. Tapi tak banyak pilihan lain karena situasi di klub-klub Indonesia hampir serupa.
“Satu-satunya yang membuat saya betah adalah memperkuat tim asal daerah sendiri. Bojonegoro rumah kami sendiri. Kalau soal manajemen atau keterlambatan gaji, saya dan pemain lain tentu sangat kecewa. Saya belum belum menentukan pilihan ke depannya,” kata pemain berposisi gelandang ini.(kuh)
Salah satu pemain asing, Mekan Nashirov, mengungkapkan dirinya tidak menyangka musim ini bakal terperangkap dalam ketidakpastian. Dia mengatakan manajemen tidak beritikad baik dengan tidak memberikan hak pemain yang telah memberikan seluruh kemampuannya selama semusim.
Jika ada pilihan, musim depan dirinya lebih memilih klub yang mempunyai kepastian. “Saya punya keluarga yang harus saya hidupi. Saya kerja dengan profesional dan harusnya mendapat imbalan secara profesional. Tapi saya tidak tahu semua bisa menjadi seperti sekarang,” ucap gelandang asal Turkmenistan.
Pemain berusia 30 tahun ini belum menentukan apakah musim depan bakal bertahan di Bojonegoro. Dia bakal melihat kondisi di tim terlebih dulu dan hanya akan bertahan jika situasinya nyaman sekaligus bisa memberikan jaminan. Jika tetap seperti ini, Mekan bakal memilih langkah lain.
Selama semusim di pentas Indonesian Premier League (IPL) dan Piala Indonesia, Mekan Nasirov menjadi kekuatan penting laskar Angling Dharma. Kolaborasinya dengan pemain Argentina Gustavo Hernan Ortiz menjadikan lini tengah Persibo menjadi salah satu yang tertangguh musim ini.
Mantan pemain Persik Kediri ini mengaku sangat bangga dan senang bisa meraih juara Piala Indonesia dengan mengalahkan Semen Padang 1-0 dua pekan silam. Kendati begitu, menurutnya hak pemain seperti pembayaran gaji tetap menjadi faktor terpenting bagi pemain.
“Saya senang Persibo menjadi juara dan tampil luar biasa di IPL musim ini. Tapi dengan kondisi seperti ini (gaji belum terbayar) kami jelas tidak bisa tenang,” tutur Mekan. Sejak bergabung Persibo di akhir 2011 silam, total nilai kontrak yang diterima hanya sebagian atau 50% saja.
Nominal kontrak yang dibayar layaknya gaji tiap bulan itu belakangan mulai seret dan dia tidak tahu kapan bakal dilunasi. Karena itulah dirinya ragu untuk berlibur ke kampung halamannya setelah musim kompetisi usai, karena tidak mempunyai cukup biaya.
“Tak ada pilihan lain, saya harus menunggu,” pungkasnya. Apa yang dirasakan mekan juga dirasakan pemain asing lain seperti Jairon Feliciano, Gustavo Hernan Ortiz serta Leke Anderson. Sementara untuk mengandalkan uang hadiah juara Piala Indonesia nominalnya juga tak seberapa.
Keluhan yang sama juga dirasakan pemain lokal. Salah satu pemain yang enggan dikorankan namanya mengungkapkan, dirinya sebenarnya tidak betah dengan keterlambatan gaji. Tapi tak banyak pilihan lain karena situasi di klub-klub Indonesia hampir serupa.
“Satu-satunya yang membuat saya betah adalah memperkuat tim asal daerah sendiri. Bojonegoro rumah kami sendiri. Kalau soal manajemen atau keterlambatan gaji, saya dan pemain lain tentu sangat kecewa. Saya belum belum menentukan pilihan ke depannya,” kata pemain berposisi gelandang ini.(kuh)