Apresiasi luar biasa diberikan suporter Indonesia usai Andik Vermansyah mengalahkan Makau 2-1, Selasa (10/7) lalu. Bahkan, penonton langsung membludak ketika Indonesia menghadapi Jepang di Stadion Utama Riau, Kamis (12/7).
Sayang, penonton yang memadati stadion tersebut kecewa karena Indonesia kalah telak 1-5 dan dipastikan tersingkir.
Untuk itu, meski laga ini tak berpengaruh lagi tim Garuda Muda bertekad memberikan yang terbaik di laga pemungkas kualifikali Grup E menghadapi Singapura di Stadion Utama Riau, Ahad (15/7) malam besok.
Timnas yang sudah bisa didampingi pelatih kepala Aji Santoso ini tak mau kecewa lagi.
‘’Pemulihan kondisi sangat diperlukan buat pemain karena kita sudah menjalani empat laga berat, dengan dua kali kalah dan dua kali menang. Kami tidak ingin kalah lagi di pertandingan terakhir karena hanya akan mengecewakan suporter yang tidak henti mendukung kami di Pekanbaru ini,’’ ujar Asisten Pelatih, Liestiadi kemarin.
Untuk mengincar kemenangan melawan Singapura itu pula, berbagai cara dilakukan oleh tim pelatih, selain mengembalikan kebugaran para pemainnya, mereka juga lebih jauh mengenai pola permainan calon lawannya tersebut.
Dengan menyaksikan rekaman pertandingan Singapura di empat laga yang sudah mereka jalani.
‘’Kita yang gagal memetik kemenangan atas Australia, ternyata mereka bisa keluar dari tekanan Australia pada laga ketiga lalu dan menahan imbang lawannya. Berarti tim ini memang patut diwaspadai pula,’’ lanjutnya.
Peningkatan peningkatan di tim lawan juga menjadi salah satu hal yang patut diwaspadai Timnas dalam menghadapi Singapura nantinya. Sebab mereka punya koordinasi serangan yang baik selama pertandingan yang sudah dijalani.
Terlebih Singapura berhasil menyarangkan tiga gol tanpa balas ke gawang Makau, sedangkan Indonesia hanya mampu unggul 2-1 melawan tim serupa.
Singapura juga menderita kekalahan atas Jepang dengan skor 3-1. Lebih parahnya, Indonesia kebobolan lima gol dari pertandingan tersebut. Hal ini juga menjadi pertimbangan tim pelatih untuk lebih berhati-hati saat menghadapi tim yang dilatih, Mike Wong tersebut.
‘’Banyak pembenahan di tim, terutama faktor mental, dan bagaimana pun, dengan persiapan tim yang singkat untuk mengikuti kejuaraan ini, peningkatan sangat baik dalam keseluruhan tim, ini menjadi hal yang patut kita apresiasi seluruh pemain. Melawan Singapura kami akan matangkan lagi tim dalam persiapan dua hari ini,’’ bebernya lagi menambahkan.
Tiket dan Parkir Perlu Dibenahi
Selama pertandingan, laga Timnas Indonesia selalu mendapat dukungan puluhan ribu suporter. Namun permasalahan utama yang dihadapi adalah kacau balaunya pengelolaan tiket dan parkir saat menghadapi Jepang. Bagaimana sebenarnya pengelolaan PSSI?
Perhelatan resmi kualifikasi Grup E Piala AFC U-22 di Pekanbaru, yang berlangsung 5-15 Juli ini menyisakan satu pertandingan lagi dari lima laga yang harus dilalui enam negara peserta.
Tentunya sebagai tuan rumah, Riau ingin pelaksanaan yang sukses, sebab pada 2013 mendatang ada iven lebih besar lagi, Islamic Solidarity Games (ISG), dan yang paling dekat adalah tuan rumah PON, September mendatang.
Indonesia, sudah menjalani pertandingan empat partai. Kontra Australia di laga perdana, 5 Juli, menghadapi Timor Leste pada 7 Juli, Makau pada 10 Juli dan menghadapi Jepang pada 12 Juli.
Pertandingan perdana bisa dibilang berjalan sukses, meskipun ada keluhan-keluhan namun pelaksanaan lancar dengan ditonton hampir 40 ribuan penonton di stadion termegah di Riau tersebut.
Memang sempat terjadi sedikit insiden di penghujung pertandingan dalam aksi lempar botol oleh penonton di tempat duduk kelas III ke dalam lapangan. PSSI pun mendapat teguran ketika itu dari AFC.
Namun di laga kedua, pemeriksaan ketat dilakukan oleh penjaga pintu di setiap gerbang masuk. Alhasil pertandingan berjalan aman.
Partai selanjutnya, laga ketiga, masyarakat mulai bertanya-tanya tentang tiket. Di areal stadion, mulai bermunculan calo tiket. Mulai dari gerbang masuk Unri, simpang masuk stadion, hingga penjaga parkir yang juga memegang tiket berblok-blok di tangan.
Belum lagi di beberapa warung di tengah kota juga menyediakan tiket. Yang menjadi permasalahan adalah harganya melambung.
Seperti penuturan salah seorang warga, Rizki. ‘’Awalnya kami beli tiket jelas mendapatkan voucher dengan menggunakan KTP dan maksimal untuk lima lembar, namun di pertandingan selanjutnya bisa didapatkan dimana saja, tapi harganya untuk kelas III, yang biasa Rp25 ribu bisa berubah menjadi Rp100 ribu dua jam sebelum pertandingan, sementara ketika dipesan di tiketing, pukul 10.00 WIB sudah habis katanya,’’ bebernya.
Puncak semakin kacaunya tiket adalah pada pertandingan Indonesia melawan Jepang. Saat itu, bahkan ada tiket yang berlabel harga Rp25 ribu, dijual Rp200 ribu. Lima jam sebelum pertandingan, karena sudah habis di tiket box yang disediakan panitia.
Belum lagi, berdasarkan pantauan di lapangan, khusus pintu VIP Barat. Setelah setengah jam duduk di tangga masuk, banyak penjaga gerbang yang memasukkan orang-orang tanpa tiket, minimal satu penjaga membawa lima orang.
Alhasil, di dalam penonton yang membayar tiket Rp350 ribu harus berdiri menyaksikan pertandingan karena bangku yang disediakan sudah dipenuhi penonton tanpa tiket tadi.
Pihak PSSI Pusat, Ketua Panitia Kualifikasi Piala AFC U-22, Tri Goestoro yang juga Sekjen PSSI melalui Deputi Sekjen Bidang Pertandingan, Mursyid WK mengatakan memang kendala yang dihadapi dari pelaksanaan tersebut tidak sepenuhnya dapat terpantau.
‘’Saya sempat keliling dan ngecek di pintu masuk, semuanya sesuai aturan dan standar kita, tidak tau juga kalau ada yang bermain ketika kami tidak memantau,’’ katanya.
‘’Tiket memang pada saat melawan Jepang, untuk kelas III sudah habis terlebih dahulu dari pagi, namun sampai sore untuk kelas VIP masih tersedia di tempat penjualan,’’ lanjutnya.(das)
Sayang, penonton yang memadati stadion tersebut kecewa karena Indonesia kalah telak 1-5 dan dipastikan tersingkir.
Untuk itu, meski laga ini tak berpengaruh lagi tim Garuda Muda bertekad memberikan yang terbaik di laga pemungkas kualifikali Grup E menghadapi Singapura di Stadion Utama Riau, Ahad (15/7) malam besok.
Timnas yang sudah bisa didampingi pelatih kepala Aji Santoso ini tak mau kecewa lagi.
‘’Pemulihan kondisi sangat diperlukan buat pemain karena kita sudah menjalani empat laga berat, dengan dua kali kalah dan dua kali menang. Kami tidak ingin kalah lagi di pertandingan terakhir karena hanya akan mengecewakan suporter yang tidak henti mendukung kami di Pekanbaru ini,’’ ujar Asisten Pelatih, Liestiadi kemarin.
Untuk mengincar kemenangan melawan Singapura itu pula, berbagai cara dilakukan oleh tim pelatih, selain mengembalikan kebugaran para pemainnya, mereka juga lebih jauh mengenai pola permainan calon lawannya tersebut.
Dengan menyaksikan rekaman pertandingan Singapura di empat laga yang sudah mereka jalani.
‘’Kita yang gagal memetik kemenangan atas Australia, ternyata mereka bisa keluar dari tekanan Australia pada laga ketiga lalu dan menahan imbang lawannya. Berarti tim ini memang patut diwaspadai pula,’’ lanjutnya.
Peningkatan peningkatan di tim lawan juga menjadi salah satu hal yang patut diwaspadai Timnas dalam menghadapi Singapura nantinya. Sebab mereka punya koordinasi serangan yang baik selama pertandingan yang sudah dijalani.
Terlebih Singapura berhasil menyarangkan tiga gol tanpa balas ke gawang Makau, sedangkan Indonesia hanya mampu unggul 2-1 melawan tim serupa.
Singapura juga menderita kekalahan atas Jepang dengan skor 3-1. Lebih parahnya, Indonesia kebobolan lima gol dari pertandingan tersebut. Hal ini juga menjadi pertimbangan tim pelatih untuk lebih berhati-hati saat menghadapi tim yang dilatih, Mike Wong tersebut.
‘’Banyak pembenahan di tim, terutama faktor mental, dan bagaimana pun, dengan persiapan tim yang singkat untuk mengikuti kejuaraan ini, peningkatan sangat baik dalam keseluruhan tim, ini menjadi hal yang patut kita apresiasi seluruh pemain. Melawan Singapura kami akan matangkan lagi tim dalam persiapan dua hari ini,’’ bebernya lagi menambahkan.
Tiket dan Parkir Perlu Dibenahi
Selama pertandingan, laga Timnas Indonesia selalu mendapat dukungan puluhan ribu suporter. Namun permasalahan utama yang dihadapi adalah kacau balaunya pengelolaan tiket dan parkir saat menghadapi Jepang. Bagaimana sebenarnya pengelolaan PSSI?
Perhelatan resmi kualifikasi Grup E Piala AFC U-22 di Pekanbaru, yang berlangsung 5-15 Juli ini menyisakan satu pertandingan lagi dari lima laga yang harus dilalui enam negara peserta.
Tentunya sebagai tuan rumah, Riau ingin pelaksanaan yang sukses, sebab pada 2013 mendatang ada iven lebih besar lagi, Islamic Solidarity Games (ISG), dan yang paling dekat adalah tuan rumah PON, September mendatang.
Indonesia, sudah menjalani pertandingan empat partai. Kontra Australia di laga perdana, 5 Juli, menghadapi Timor Leste pada 7 Juli, Makau pada 10 Juli dan menghadapi Jepang pada 12 Juli.
Pertandingan perdana bisa dibilang berjalan sukses, meskipun ada keluhan-keluhan namun pelaksanaan lancar dengan ditonton hampir 40 ribuan penonton di stadion termegah di Riau tersebut.
Memang sempat terjadi sedikit insiden di penghujung pertandingan dalam aksi lempar botol oleh penonton di tempat duduk kelas III ke dalam lapangan. PSSI pun mendapat teguran ketika itu dari AFC.
Namun di laga kedua, pemeriksaan ketat dilakukan oleh penjaga pintu di setiap gerbang masuk. Alhasil pertandingan berjalan aman.
Partai selanjutnya, laga ketiga, masyarakat mulai bertanya-tanya tentang tiket. Di areal stadion, mulai bermunculan calo tiket. Mulai dari gerbang masuk Unri, simpang masuk stadion, hingga penjaga parkir yang juga memegang tiket berblok-blok di tangan.
Belum lagi di beberapa warung di tengah kota juga menyediakan tiket. Yang menjadi permasalahan adalah harganya melambung.
Seperti penuturan salah seorang warga, Rizki. ‘’Awalnya kami beli tiket jelas mendapatkan voucher dengan menggunakan KTP dan maksimal untuk lima lembar, namun di pertandingan selanjutnya bisa didapatkan dimana saja, tapi harganya untuk kelas III, yang biasa Rp25 ribu bisa berubah menjadi Rp100 ribu dua jam sebelum pertandingan, sementara ketika dipesan di tiketing, pukul 10.00 WIB sudah habis katanya,’’ bebernya.
Puncak semakin kacaunya tiket adalah pada pertandingan Indonesia melawan Jepang. Saat itu, bahkan ada tiket yang berlabel harga Rp25 ribu, dijual Rp200 ribu. Lima jam sebelum pertandingan, karena sudah habis di tiket box yang disediakan panitia.
Belum lagi, berdasarkan pantauan di lapangan, khusus pintu VIP Barat. Setelah setengah jam duduk di tangga masuk, banyak penjaga gerbang yang memasukkan orang-orang tanpa tiket, minimal satu penjaga membawa lima orang.
Alhasil, di dalam penonton yang membayar tiket Rp350 ribu harus berdiri menyaksikan pertandingan karena bangku yang disediakan sudah dipenuhi penonton tanpa tiket tadi.
Pihak PSSI Pusat, Ketua Panitia Kualifikasi Piala AFC U-22, Tri Goestoro yang juga Sekjen PSSI melalui Deputi Sekjen Bidang Pertandingan, Mursyid WK mengatakan memang kendala yang dihadapi dari pelaksanaan tersebut tidak sepenuhnya dapat terpantau.
‘’Saya sempat keliling dan ngecek di pintu masuk, semuanya sesuai aturan dan standar kita, tidak tau juga kalau ada yang bermain ketika kami tidak memantau,’’ katanya.
‘’Tiket memang pada saat melawan Jepang, untuk kelas III sudah habis terlebih dahulu dari pagi, namun sampai sore untuk kelas VIP masih tersedia di tempat penjualan,’’ lanjutnya.(das)