Dia seakan buta makna dari bulan yang penuh berkah ini. Yang ada dalam pikirannya bagaimana rupiah bisa terkumpul tanpa tahu bahwa uang yang didapat bukanlah cara yang benar.
Dalam kesempatan itu merdeka.com berhasil merekam jejak kisah perempuan yang memiliki rambut sebahu ini. Alangkah manisnya perempuan ini. Percakapan pun dimulai. Namanya juga Pekerja Seks Komersial (PSK), diawal percakapan dia langsung menawarkan jasanya.
Dia mengaku untuk memuaskan hasrat hidung belang memasang tarif Rp 200 ribu. "Ya tarif aku memang segitu mas," tutur perempuan pemilik bibir tipis ini.
Ica hanyalah satu dari ratusan perempuan yang beroperasi di lokalisasi yang sudah berdiri sejak abad ke-19. Dia sebenarnya ingin sekali bisa pulang kampung sejak awal Ramadan.
Namun lagi-lagi alasan ekonomi menjadi penyebab dirinya tetap beroperasi hingga jelang lebaran nanti.
"Saya kalau pulang ke kampung, ingin uangnya terkumpul dulu, karena nantinya untuk kepentingan lebaran," katanya.
Meski ancaman menyergap dirinya, namun dia tutup mata dan telinga. Dia sama sekali tak takut aksi sweeping yang dilakukan oleh aparat. Dia berkilah bahwa jika ada operasi, dirinya merasa aman, karena dari hasil 'melayani' uang tersebut kemudian dibagi hasil kepada pemilik rumah.
Meski ada sedikit penyesalan, namun dia yakin bahwa uang yang didapat bisa membantu perekonomian keluarganya di kampung halaman. Saat disinggung apakah orang tua tahu dirinya menjadi PSK? "Gila aja kalau tahu, tidaklah. Orang tua tahunya anaknya kerja di Bandung. Itu saja," terangnya.
Satu tahun sudah Ica menekuni profesinya ini. Namun dia mengaku jika saja ada pekerjaan yang lebih baik, dia akan dengan sangat senang bisa meninggalkannya. Saat ini tabungan Ica belum sesuai apa yang diharapkan. Rencananya dia akan pulang kampung pada H-3 lebaran.
"Mungkin dekat-dekat lebaran saja mas," ujarnya.
Di kampungya dia tidak sendiri, beberapa temannya ada juga yang berprofesi sama dengan dirinya. Sekitar 3 orang yang juga merupakan teman kecil, kembali bertemu di Saritem.
"Ya teman-teman ada 3 orang, tapi mereka sudah lebih pulang duluan ke kampung," ungkapnya.
sumber :http://www.merdeka.com/peristiwa/cerita-ica-gadis-yang-menjajakan-diri-saat-ramadan.html