DASAR-DASAR LOGIKA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Arti dan Sejarah Singkat Logika
“logika” adalah bahasa latin “logos” yang berarti perkataan dan sabda. Istilah lain yang di gunakan sebagai gantinya adalah “mantic” kata arab yang di ambil dari kata kerja “nataqa”yang berarti berkata atau berucap
Dalam buku logic and language of educations mantic di sebut sebagai “ penyelidikan tentang dasar-dasar dan metode-metode berpikir benar”
Logika adalah ilmu yang mempelajaari metode dan hukum –hukum yang di gunakan untuk membedakan penalaran yang betul dari penalaran yang salah”



B. Arti Ilmu
Dalam bahasa Indonesia “ilmu” seimbang artinya dengan “seciense” dan di bedakan pemakaian secara jelas dengan kaata “pengetahuan”
pengetahuan (Knowledge) adalah hasil dari aktivitas mengetahui yakni tersingkapnya suatu kenyataan ke dalam jiwa sehingga tak ada keraguan.
“pengetahuan” dan “ilmu” dari apa yang kita tangkap dalam jiwa pengetahuan sudah pas dengan “menangkap tanpa ragu” kenyataan sesuatu, sedangkan ilmu menghendaki penjelasan lebih lanjut dari sekedar apa yang di tuntut oleh pengetahuan.
C. Arti Pikiran
Logika menyelidiki, menyaring dan menilai pemikiran dengan cara serius dan terpelajar serta tujuan mendapatkan kebenaran, terlepas dari segala kepentingan perancangan.
Isyarat adalah perkataan yang di dapatkan, karena itu ia adalah perkataan juga, jadi perkataan dan pikiran adalah identik.
D. Arti Benar
Benar pada dasarnya adalah persesuaian antara pikiran dan pernyataan. Kita akan berkata proposisi berikut adalah salah satu ringan dari pada kapuk ukuran kebenaran kedua adalah adanya persesuaian atau tidak ada pertentangan dalam dirinya, suatu pernyataan yang dikatakan benar mana kala tidak mengandung pertentangan.






E. Asas-asas pemikiran
Asas-asas pemikiran dapat dibedakan menjadi 3 :
1. Asas Identitas
Adalah dasar dari semua pemikiran dan bahkan asas pemikiran yang lain
2. Asas Kontradiksi
Prinsip ini mengatakan bahwa pengingkaran suatu tidak mungkin sama dengan pengakuannya’
3. Asas penolakan kemungknan ketiga
Asas ini mengatakan bahwa antara pengakuan dan pengingkaran bahwa kebenaran terletak pada salah satunya.
F. Cara Mendapatkan Kebenaran
Ada dua cara berpikir yang dapat kita gunakan untuk mendapatkan pengakuan yang benar yaitu melaui metode “Induksi” dan metode “Deduksi”.
Induksi adalah kegiatan berpikir atau cara berpikir dari pernyataan yang bersifat umum, menuju kesimpulan yang bersifat khusus.
G. Pembagian Logika
Logika dapat disistematisasikan menjadi beberapa golongan tergantung dari makna kita meninjaunya, dilihat dari segi kualitasnya dapat dibedakan menjadi logika Naturalis dan logika Antifisialis.
Dilihat dari metodenya logika terdiri atas Logika Tradisional dan Logika Modern.
Jika dilihat dari objeknya dikenal sebagai Logika Formal dan Logika Material.
H. Manfaat Logika
Logika membantu manusia berpikir lurus, efisien tepat dan teratur untuk mendapat kebenaran dan menghindari kekeliruan.






BAB II
PEMBAHASAN KATA
A. Pengertian Kata

Kata-kata mempunyai beberapa pengertian:

1. Positif, Negatif, dan Privatif
Sesuatu kata mempunyai pengertian positif apabila mendukung penegasan adanya sesuatu seperti: gemuk (adanya daging), kaya (adanya harta benda) dan sebagainya
Sesuatu kata mempunyai pengertian negatif apabila di awali dengan salah satu dari: tidak, tak, non atau bukan seperti tidak gemuk, tidak kaya dan sebagainya.
Sesuatu kata mempunyai pengertian privatif apabila mengandung makna tidak ada sesuatu seperti: kurus (tidak ada daging), miskin (tidak ada harta)
2. Universal, Partikulum, Sigulan dan Kolektif
Suatu kata yang mempunyai pengertian universal apabila ia mengikat keseluruhan bawahnya tanpa terkecuali seperti rumah, kursi, hewan, manusia dam tumbuhan
Kata yang mempunyai partikulum apabila ia mengikat bawahan yang banyak tetapi tidak mencakup anggota yang di ikat
Singular adalah anggota yang menjadi bawahan , kata singular adalah Satu
Suatu kata yang mempunyai pengertian kolektif apabila mengikat sejumlah barang yang mempunyai persamaan fungsi yang membentuk satu-kesatuan seperti: regu atau tim dll
3. Konkrit dan Abestrak
Pengertian konkrit apabila menunjuk pada suatu benda, orang atau siapa saja yang mempunyai eksistensi tertentu seperti: buku, kursi, kuda, rumah dll
Abestrak apabila ia menunjuk pada sifat, keadaan yang dilepas dari objek tertentu seperti: kesehatan, kebodohan
4. Mutlak dan Relatif
Mutlak apabila ia dapat di pahami dengan sendirinya tanpa membutuhkan hubungan dengan benda lain
Relatif apabila tidak dapat di pahami dengan sendirinya tetapi harus ada hubungannya dengan benda lain
5. Univok, Equivok, dan Analog
Univok adalah kata yang mempunyai satu makna yang jelas tidak membingungkan
Equivok adalah kata yang mengandung lebih dari Satu
Analog adalah kata yang dalam pemikirannya mempunyai makna yang berbeda dengan makna aslinya
6. Bermakna dan Tak Bermakna

B. Kata Sebagai Predikat

Kata atau susunan kata yang berfungsi sebagai subjek atau predikat di sebut tern. Sebagai predikat dapat di bedakan menjadi:

A. Genus (jenis, jins)
B. Diferentia (sifat pembeda, fast)
C. Spesta (kelas, nav’)
D. Propria (sifat khusus, al-hasanah)
E. Accidentia (sifat umum al-arad)

C. Konotasi dan Denotasi Serta Batas-batasanya

1. Batas Konotasi
Dalam logika ada sebuah batasan yang dapat terkenal tentang manusia
2. Batas Denotasi
Kesulitan kita dalam membicarakan batas denotasi adalah menjadi kesatuannya. Pengertian yang membentuk konotasi, semakin luaslah kesatuan yang di cakup denotasi


BAB III
HUBUNGAN KAUSALITAS


A. Pengertian

Sebab yang mesti adalah sesuatu keadaan bila tidak ada maka akibat tidak akan terjadi tetapi dengan adanya akibat tidak harus terjadi
Sebab yang banyak (secara individual) dapat mengakibatkan akibat yang sama (satu) dan sebab yang satu (secara individual) dapat menjadi akibat yang banyak
Induksi yang mendasarkan pada oksioma sebab bila di rumuskan berbunyi:
a. Tidak ada sesuatu itu di sebut sebab bagi suatu akibat bila tidak di jumpai
b. Tidak ada sesuattu di sebut sebab bagi suatu akibat bila di jumpai pada saat akibat tidak terjadi

B. Metode Induksi Mill

1. Metode Persetujuan
Apabila ada dua macam peristiwa atau lebih pada gejala yang di selidiki dan masing-masing peristiwa itu mempunyai faktor yang sama, maka faktor itu merupakan satu-satunya sebab gejala yang di selidiki
2. Metode Perbedaan
Maksud metode ini adalah jika peristiwa yang mengandung gejala yang di selidiki dan sebuah peristiwa lain yang tidak mengandungnya, namun faktor yang sama kecuali satu, dan yang satu itu terdapat pada peristiwa yang sama
3. Metode Persamaan Variasi
Apabila suatu gejala yang dengan sesuatu cara berubah ketika gejala lain berubah dengan cara tertentu, maka gejala itu adalah sebab atau akibat dari gejala lain yang berhubungan dengan sebab akibat
4. Metode Sisasisihan
Jika ada peristiwa dalam keadaan tertentu dan keadaan itu merupakan akibat dari faktor yang mendahuluinya, maka sisa akibat yang terdapat pada peristiwa itu pasti di sebabkan oleh faktor yang lain
5. Metode Gabungan Persetujuan dan Perbedaan
Seperti namanya, metode ini merupakan variasi dari metode persetujuan dan metode perbedaan
Menggunakan metode ini menghasilkan konklusi yang lebih kuat di bandingkan jika kita menggunakan metode itu secara terpisah

C. Kekeliruan Dalam Penalaran Kausalitas

Kekeliruan yang sering terjadi di kalangan orang-orang yang kurang cermat berpikir adalah POST HOC PROPTER HOC artinya suatu penalaran yang menyatakan bahwa ini terjadi sesudah itu terjadi maka ini merupakan akibat dari itu
Kekeliruan bernalar serupa, tidak saja melanda orang yang tak terdidik, tetapi juga dapat kita temukan di antara orang-orang mengecap pendidikan cukup
Jelas, kekeliruan itu terjadi karena melihat peristiwa secara sepintas, untuk menentukan bahwa suatu peristiwa lainnya tidaklah sekedar menunjuk bahwa peristiwa pertama adalah sebab dari peristiwa kedua



BAB IV
PENUTUP

Pelajaran ini sangat mendukung bagi semua mahasiswa , terutama pada pelajaran “dasar –dasar logika” untuk itu dalam mempelajari dasar-dasar logika ini tidak hanya mencatat tapi dengan pikiran kita dapat memahami
Pelajaran ini sangat penting, seperti kita memahami terutama dalam memahami beebagai pembahasan seperti arti ilmu, arti pemikiran, arti benar, bahkan sampai asas-asas pemikiran
Oleh karena itu kita harus benar-benar paham dalam pelajaran “dasar-dasar logika ini”
Cuma ini yang dapat saya rangkum, kalau ada kekurangan dalam buku ini mohon di maklumi

DAFTAR PUSTAKA


K. Prent C.M.j Adi Subrata dan W.J.S Porwadarminta “Kamus Latin Indonesia” 1969 Semarang
Ahmad Warsono Munawir, Al- Munawir,1984 “Kamus Arab Indonesia” Yogyakarta
A.E mandir. 1949 “clearing thingking” London
Sou’yb Josep, 1966 “ pelajran logika” medan; Inti Sari
Kerap Gorys, 1982 “argumentasi dan narasi komposisi lanjutan III, Jakarta ; Gramedia.


Postingan terkait: